Gontong Royong adalah soko guru Indonesia. Sebuah sikap saling menolong untuk meringankan beban sesama manusia. Konsep gotong royong ini bisa dipakai dalam berbagai bidang, baik bidang ekonomi, sosial hingga politik.Â
Dengan gotong royong ini, beban seberat apapun tidak terasa menyusahkan. Semua beban terasa ringan karena kita saling berkontribusi untuk menanggung baban tersebut. Salah satu implementasi gotong royong dalam kehidupan nyata adalah BPJS Kesehatan. Kok bisa demikian ya gimana ceritanya?
Dengan menjadi anggota BPJS Kesehatan kita diwajibkan membayar iuran. Nah iuran anggota itu nantinya yang akan digunakan untuk meringankan beban anggota BPJS Kesehatan lainnya bila mereka sakit. Anggota BPJS Kesehatan yang sedang sakit pun bisa memperoleh fasilitas kesehatan tanpa membebani ekonominya.Â
Bayangkan bila nanti seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah 200 jutaan jiwa ikut dalam BPJS Kesehatan, akan semakin banyak pula pihak yang terlibat dalam gotong royong di bidang kesehatan ini. Akan banyak rakyat yang terbantu. Utamanya saudara kita yang dalam kondisi kurang mampu secara ekonomi.Â
Namun, bukan berarti tidak ada kritik terhadap BPJS Kesehatan. Ada beberapa kritik terhadap BPJS antara lain terkait dengan pelayanannya. Ini yang harus diperhatikan oleh pengelola BPJS Kesehatan. Perbaikan terus menerus, itu kata kunci yang harus menjadi panduan bagi pengelola BPJS Kesehatan sehingga layanannya secara terus menerus dapat ditingkatkan. Terus mendengar keluhan anggota BPJS Kesehatan dengan sabar adalah hal yang tidak boleh dilupakan oleh pengelola. Karena dengan mendengar itulah perbaikan terus menerus dapat selalu dilakukan.
Gotong royong yang menjadi ciri khas Indonesia sudah saatnya tidak hanya sekedar menjadi wacana dan sologan-sologan kosong. Penerapan gotong royong dalam BPJS Kesehatan adalah upaya untuk membumikan konsep gotong royong khas Indonesia itu. Tentu saja, implementasi gotong royong dalam BPJS Kesehatan ini tidak hanya harus dijaga namun juga ditularkan ke sektor lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H