Apa jadinya jika petani tak lagi punya sawah
Apa jadinya jika cukong-cukong menguasai tanah
Apa jadinya jika hukum sekedar bendera-bendera pajangan
Jadilah penghisapan sesama manusia
Yang hanya melahirkan drakula-darkula
(Hura-Hura Huru Hara, Iwan Fals, Dalbo)
Lirik lagu Iwan Fals itu nampaknya masih relevan saat ini.Bagaimana tidak, di saat tanah kaum tani semakin sempit, di saat kaum buruh kesulitan memiliki rumah karena harganya tak terjangkau dengan upahnya, tiba-tiba sebuah media massa memberitakan bahwa di Bogor akan dibangun sebuah tempat hiburan mewah bagi orang-orang kaya. Tempat hiburan itu bernama Disneyland.
Wow keren, Indonesia akan memiliki Disneyland, tempat hiburan yang bercita rasa internasional. Tempat hiburan mewah itu dikabarkan akan membutuhkan penguasaan tanah seluas 2000 hektare. 281,58 hektare berada di kabupaten Bogor.Sementara 1800 hektare berada di Sukabumi. WOW...Pasti kaya sekali pemiliknya.
Eits..tapi tunggu dulu. Pembangunan Disneyland itu akan semakin menambah ketimpangan kepemilikan lahan. Di sisi lain, ribuan bahkan jutaan warga masih membutuhkan tanah untuk pertanian dan rumah, eh..ada segelintir orang yang dengan mudahnya menguasai ribuan hektare tanah. Ketimpangan kepemilikan lahan sama sekali bukan hal yang keren...
Pembangunan Disneyland juga menimbulkan tanda tanya besar, bagaimana dengan dampak ekologi yang ditimbulkannya? Tidak jelas.Karena hingga kini media belum atau tidak pernah memberitakan dampak buruk secara ekologi dan sosial dari pembangunan proyek itu.
Lantas, untuk siapa sebenarnya disneyland itu dibangun? Hanya untuk kepentingan segelintir orang-orang kaya dengan mengorbankan mayoritas warga dan kelestarian alam? TIDAK JELAS. Namun seperti lagunya Iwan Fals di atas... Apa jadinya bila cukong-cukong menguasai tanah...jadilah penghisapan sesama manusia yang hanya melahirkan drakula-drakula..