Mohon tunggu...
Firdaus Cahyadi
Firdaus Cahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Firdaus Cahyadi, penikmat kopi dan buku. Seorang penulis opini di media massa, konsultan Knowledge Management, Analisis Wacana di Media, Menulis Cerita Perubahan dan Strategi Komunikasi. Untuk layanan pelatihan dan konsultasi silahkan kontak : firdaus(dot)cahyadi(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Disneyland Bogor, untuk Siapa?

11 September 2015   08:43 Diperbarui: 11 September 2015   08:52 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa jadinya jika petani tak lagi punya sawah

Apa jadinya jika cukong-cukong menguasai tanah

Apa jadinya jika hukum sekedar bendera-bendera pajangan

Jadilah penghisapan sesama manusia

Yang hanya melahirkan drakula-darkula

(Hura-Hura Huru Hara, Iwan Fals, Dalbo)

Lirik lagu Iwan Fals itu nampaknya masih relevan saat ini.Bagaimana tidak, di saat tanah kaum tani semakin sempit, di saat kaum buruh kesulitan memiliki rumah karena harganya tak terjangkau dengan upahnya, tiba-tiba sebuah media massa memberitakan bahwa di Bogor akan dibangun sebuah tempat hiburan mewah bagi orang-orang kaya. Tempat hiburan itu bernama Disneyland.

Wow keren, Indonesia akan memiliki Disneyland, tempat hiburan yang bercita rasa internasional. Tempat hiburan mewah itu dikabarkan akan membutuhkan penguasaan tanah seluas 2000 hektare. 281,58 hektare berada di kabupaten Bogor.Sementara 1800 hektare berada di Sukabumi. WOW...Pasti kaya sekali pemiliknya.

Eits..tapi tunggu dulu. Pembangunan Disneyland itu akan semakin menambah ketimpangan kepemilikan lahan. Di sisi lain, ribuan bahkan jutaan warga masih membutuhkan tanah untuk pertanian dan rumah, eh..ada segelintir orang yang dengan mudahnya menguasai ribuan hektare tanah. Ketimpangan kepemilikan lahan sama sekali bukan hal yang keren...

Pembangunan Disneyland juga menimbulkan tanda tanya besar, bagaimana dengan dampak ekologi yang ditimbulkannya? Tidak jelas.Karena hingga kini media belum atau tidak pernah memberitakan dampak buruk secara ekologi dan sosial dari pembangunan proyek itu.

Lantas, untuk siapa sebenarnya disneyland itu dibangun? Hanya untuk kepentingan segelintir orang-orang kaya dengan mengorbankan mayoritas warga dan kelestarian alam? TIDAK JELAS. Namun seperti lagunya Iwan Fals di atas... Apa jadinya bila cukong-cukong menguasai tanah...jadilah penghisapan sesama manusia yang hanya melahirkan drakula-drakula..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun