Mohon tunggu...
Firdausi Nuzula
Firdausi Nuzula Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak laut

selembut air

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bukan Surat Cinta untuk Pak Ahok

31 Maret 2016   23:19 Diperbarui: 31 Maret 2016   23:39 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam agama kami (islam) memilih pemimpin itu tidak asal memilih. Ada syarat dan kriteria yang harus dimiliki oleh si pemimpin. Tapi penulis tidak akan mencantumkan atau menjelaskan secara detil syarat dan kriteria pemimpin dalam pandangan islam. 

Ummat Islam amat besar pengorbanannya dalam perjuangan kemerdekaan negeri ini. Pun demikian, sejarah juga menyaksikan mereka banyak mengalah dalam soal-soal asasi kenegaraan Indonesia. Cita-cita untuk mengamalkan agama dalam hidup berbangsa rasanya masih jauh dari terwujud. Itulah sebabnya, bagi para tokoh ulama di negeri ini memperjuangkan mottonya " pemimpin muslim harga mati". 

Sheikh KH. Hasyim Asy’ari yang membangkitkan semangat bertempur kepada Bung Tomo dan arek-arek Suroboyo dalam melawan penjajah.Kemudian KH Ahmad Dahlan sang pembaharu yang mampu mengintegrasikan aspek ”iman” dan ”kemajuan”, sehingga dihasilkan sosok generasi muslim terpelajar yang mampu hidup di zaman modern tanpa terpecah kepribadiannya. Dan masih banyak lagi tokoh- tokoh islam yang mempunyai banyak kiprah terhadap kemerdekaan.

Itulah sebabnya, para bapak bangsa, telah menitipkan amanah Maqashid Asy Syari’ah (tujuan diturunkannya syari’at) yang paling pokok untuk menjadi dasar negara ini. Lima hal itu; pertama adalah Hifzhud Diin (Menjaga Agama) yang disederhanakan dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Kedua Hifzhun Nafs (Menjaga Jiwa) yang diejawantahkan dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Ketiga Hifzhun Nasl (Menjaga Kelangsungan) yang diringkas dalam sila Persatuan Indonesia. Keempat Hifzhul ‘Aql (Menjaga Akal) yang diwujudkan dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Dan kelima, Hifzhul Maal (Menjaga Kekayaan) yang diterjemahkan dalam sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sedangkan yang paling pokok untuk menjadi dasar negara ini adalah menjaga agama untuk kemudian dikuatkan oleh dasar  berikut. Karena tidak mungkin pemimpin non muslim akan sanggup menjaga kepentingan islam. Logikanya "pemimpin muslim saja kadang membelakangi kepentingan agamanya apalagi yang memimpin non muslim".

Pak Ahok, kami tidak akan memilihmu. Karena Anda bukan sosok yang sedang tepat untuk saat ini. Sebagian yang lainnya lagi menganggap Anda adalah yang lebih berat madharat. Kami islam, tidak mungkin kami memilih pemimpin yang bukan dari agama kami. Terlepas dari prestasi anda memimpin jakarta beberapa tahun ini. Yang jelas kami islam. Kami muslim. Maka ‘Umar selalu takut kepada Allah kalau-kalau ummat ini binasa dalam pemerintahannya. Dengan bercucuran airmata, berulang-kali dia berdoa, “Ya Allah, jangan kau jadikan ummat Muhammad binasa dalam kepemimpinanku.”

Barangkali dosa dan kelemahan kami yang jadi persoalan sehingga Anda bisa memimpin ibukota. 

Hatur nuhun telah memimpin ibukota pak.

Jakarta

@daunpisah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun