Mohon tunggu...
Firdausi Nuzula
Firdausi Nuzula Mohon Tunggu... Jurnalis - Anak laut

selembut air

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Memang Dunia Nakal

17 Februari 2016   23:48 Diperbarui: 18 Februari 2016   01:55 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Selama ini kita hanya sibuk bergumul dengan urusan semu. Bagaimana cara mencicil rumah di dunia? Bagaimana cara berinves di dunia untuk bekal hari tua? Dan masih banyak lagi pertanyaan dan kemauan yang berlevel ringgi. 

Memang dunia adalah tempat mencari bekal untuk kehidupan selanjutnya tapi terkadang lupa diri, bukannya bekal yang ditumpuk  malah kekal dunia  yang dipelihara.

Mencicil rumah di akhirat tidak sesulit mencicil rumah di dunia, tapi terkadang kita tak mau ditawarkan oleh Allah cara mencicil rumah yang baik di akhirat dan dunia, sebab pencarian utama kita adalah  masih cinta dunia. Ingat dengan ilmu padi " jika menanam rumput,padi takkan tumbuh, jika menanam padi, rumput pun ikut tumbuh". Iya, sejatinya rumus demikian.

Selama masih dunia kita cintai selama itu pula akhirat terasa berat kita jalani, karena yang menjadi penyakit kronis ketidakpuasan adalah berlebihannya kecintaan kita pada isi-isi dunia.

Maka sangat wajar, mencicil rumah disurga sangat berat pelaksanaannya padahal sistem dan aturan mencicilnya pun tidak serumit mencicil rumah dunia, disana tidak ada debt collector, disana tidak ada sanksi jika telat membayar . Iya, sejatinya jalannya pun sudah dijelaskan oleh orang- orang imannya tebal, sebelum kita.

Jelas  berbeda hasil jika nanti akhrat menjadi jalan yang kedua dalam jarak tempuh kehidupan ini. 

Sejatinya rambu -rambu kenikmatan semu demikian.

 

Di tulis untuk renung pribadi.

 

Surabaya 17022016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun