Film horror yang ini disutradarai oleh Rizal Mantovani. Sekuel Kuntilanak yang pertama dirilis tahun 2006, disusul Kuntilanak 2 pada tahun 2007 dan Kuntilanak 3 dirilis tahun 2008. Bagi anda yang ingin mencoba mencicipi rasa horror Indonesia, tiga film ini rasanya cukup memadai utk memulainya. Saya tidak berniat untuk membanding-bandingkannya dengan film-film horror nasional lainnya, terlebih dengan film-film horror yang saat ini ramai dipajang dengan judul-judul bombastis dan "mengundang" itu. Karena soal selera adalah relatif pada akhirnya...
SosokÂ
kuntilanak sudah sejak lama "memesona" para produser film Indonesia, karena di tahun 1960-an sudah ada film tentang Kuntilanak yang dibintangi oleh pelawak Ateng dkk. Di tahun 1970-an juga ada film Kuntilanak yang dibintangi oleh Ratno Timoer. Di tahun 2000-an Kuntilanak semakin ramai tampil di layar lebar, sebutlah misalnya film
Terowongan Casablanca,
Kuntilanak Merah, Paku Kuntilanak,
Kuntilanak Beranak,
Si Manis Jembatan Ancol, Sundel Bolong dll (untuk yang terakhir, belum bisa dipastikan apakah kuntilanak adalah juga
sundel bolong..karena profil kuntilanak tidak bolong punggungnya). Dengan penampakannya yang khas, yaitu sosok perempuan dengan rambut panjang dan bergaun putih hingga menyapu tanah...Kuntilanak menjadi jenis
hantu paling favorit untuk difilmkan. Dan film Kuntilanak versi Rizal Mantovani ini menawarkan sebuah konsep baru ttgnya.. Dalam film ini kehidupan
Samantha (diperankan oleh
Julie Estelle), terjerat semakin dalam memasuki dunia kuntilanak. Di awal sekuel, Samantha hanyalah seorang penghuni rumah kost di pinggir kota yang di halaman depannya terdapat area pemakaman lama dengan sebatang pohon beringin tua yang besar sekali. Rumah besar peninggalan bekas pengusaha batik kaya raya Mangkoedjiwo, berlantai tiga dengan banyak kamarnya dan suasana remang-remang. Film ini memang sejak awal membangun suasana misterius dengan terus-menerus menghadirkan suasana redup dan penuh bayangan. Cerita dijalin dengan sabar, sehingga kemunculan kuntilanak dalam film ini masih bisa mempertahankan rasa penasaran kita tentang mengapa kuntilanak itu ada di sana? Siapakah ia dan bagaimana ia ada di sana?
Jawabannya terungkap di akhir film. Tidak seperti kuntilanak-kuntilanak yang bergentayangan di terowongan casablanca atau di lahan kosong di sekitar apartemen mewah disana, kuntilanak di dalam film ini lebih betah tinggal di dalam rumah tua ini. Tidak seperti kuntilanak lain yang terbang dari atap ke atap di senja hari dan berkarakter "independen",...
kuntilanak di dalam film ini adalah "peliharaan" dari seseorang. Ya, kuntilanak ini dipelihara dan dipuja untuk memperoleh kekuasaan dan kekayaan.
Sebuah konsep yang baru, mengingat makhluk kuntilanak adalah jenis makhluk ghaib paling "independen" yang tidak biasanya mau disuruh-suruh apalagi dipelihara oleh siapapun. Berbeda dengan jenis makhluk jin yang memang bisa dipelihara dan diperbantukan tenaga serta "keahliannya". Dalam pergulatan fisik yang cukup seru, akhirnya Samantha dipilih oleh sang kuntilanak untuk menjadi majikan barunya entah dengan kriteria apa. Hanya sebuah kriteria umum yang muncul dlm tenunan batik sebagai tanda..
"sing kuat sing melihara"...yg artinya "yang kuat yang memelihara". Tapi apa kelebihan kekuatan Sam -yang wanita biasa-biasa saja itu- dibandingkan dengan Raden Ayu Sukma si pemelihara sebelumnya tidak dijelaskan?. Hanya sekedar karena Samantha lebih kuat secara fisik karena memang lebih muda umurnya?
Anyway, maka akhirnya resmilah Samantha menjadi pewaris kekuatan ghaib keluarga Mangkoedjiwo, yang selalu dilindungi oleh kuntilanak yang siap membunuh siapa saja yang tidak menyukainya. Apakah Samantha akan menerima takdirnya sebagai penguasa mahluk kuntilanak dengan segala kekuatannya itu? Apakah ia rela melepaskan jati dirinya sebagai wanita normal biasa-biasa saja untuk ditukar dengan semua previlege ghaib itu? Bagaimana ia bisa melepaskan diri dari jerat takdir itu? Mampukah ia kembali ke kehidupan normalnya dulu? Sekuel film Kuntilanak ini akan secara perlahan membukakan jawabannya di akhir film ketiga. Dan pada sepanjang perjalanannya, film ini akan menjalari benak anda dengan rasa ketakutan akan sesuatu yang menyergap dari balik gelap bayang-bayang. Jadi, menontonlah dengan lampu tetap menyala terang.... .. PS:Â Mari kita dorong kreativitas anak bangsa. Karena negeri ini memiliki sumber inspirasi yang berlimpah...kita tak akan pernah kekurangan hantu :) Foto-foto dari google dan wikipedia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya