Bayangkan jika anda terjebak di dalam lift bersama iblis...Anda tak bisa kemana-mana karena liftnya berhenti di tengah perjalanan dan tak ada jalan keluar kemanapun. Terjebak dalam lift yang macet saja untuk sudah membuat kita deg-degan khawatir. Nyawa kita seakan sedang bergantung hanya pada seutas tali yang menahan lift, dan yang setiap saat bisa saja talinya putus dan lift terhempas ke lantai dasar..jauh di bawah sana. Apalagi jika kita tahu, bahwa ada iblis yang terjebak bersama kita...dan membunuh satu persatu penumpang liftnya! Sebuah film horror berjudul Devil membuatnya semakin menarik, karena di dalam film ini semua penumpang lift yang macet itu -berjumlah 5 org-tidak mengetahui bahwa di antara mereka sesungguhnya hadir iblis yang menyamar dalam bentuk manusia. Plot cerita yang menggabungkan antara horror dengan misteri a la cerita detektif Agatha Christie ini mengajak kita untuk terus menebak-nebak sejak awal...siapa di antara kelima orang itu yang sebenarnya adalah iblis? Dan pada setiap menit yang berjalan, kita akan dibuatnya semakin penasaran. Apalagi setiap beberapa menit lampu lift tiba-tiba padam, kemudian terdengar suara gedubrakan disusul suara jeritan dan geraman, dan ketika lampunya menyala kembali...satu penumpang ternyata telah tewas dengan kondisi mengenaskan. Ada yang tewas tergantung kabel lampu lift....ada yang tewas bersimbah darah dengan pecahan cermin di lehernya....ada yang tewas dengan leher patah terputar 180 derajat....
Film ini merupakan pembuka dari rangkaian film trilogi
Night Chronicles yang akan dirilis nanti, yang mengambil tema besar fenomena supranatural dalam kehidupan modern. Sehingga setting-nya adalah suasana urban semisal lift kantoran di menara pencakar langit di metropolitan, dll. Dan dengan demikian,film ini seakan mengatakana kepada kita bahwa boleh saja peradaban manusia menjadi semakin modern dengan segala peralatan canggihnya....Namun berbagai fenomena yang tak masuk akal, yang bersifat ghaib atau supranatural tetaplah sesuatu yang terus terjadi. Dan eksistensi iblis adalah salah satunya... Berangkat dari konsep tentang
iblis yang menguasai dunia bawah (
underworld) dan memiliki kewenangan untuk mencabut nyawa manusia-manusia pendosa, maka film ini seakan mengendorse
konsep pembagian kekuasaan antara iblis dan Tuhan. Tuhan bertempat di atas sana, dan mengurus hal-hal yang baik-baik saja dengan kekuasaanNya. Dan pada saat yg sama...
Iblis bermarkas di dunia bawah sini, menyebabkan segala keburukan serta kejahatan...dan memiliki kekuasaan yang sama besar dengan yang dimiliki oleh Tuhan. Dalam konsep ini keduanya saling memperebutkn jiwa-jiwa manusia. Keduanya dilarang mengintervensi proses
decision making oleh manusia yang memiliki kebebasan
otonom. Namun keduanya bisa mempengaruhi dengan cara "menginspirasi". Tuhan menginspirasi dgn idea2 yang baik-baik. Smentara Iblis membisik2i dgn gagasan2 yang jahat-jahat.
Manusia yang berhasil dibujuk Iblis, maka jiwanya telah "tergadaikan"...dan akan "dipanen" nanti oleh Iblis ketika ajal mereka sudah tiba.
Tewasnya satu demi satu penumpang lift dalam film
Devil awalnya memunculkan tanda tanya.."apa salah mereka?".."kenapa mereka harus mati?"..."kenapa Iblis mengambil nyawa mereka?". Dan dengan memahami pemikiran tentang konsep Iblis tadi, maka penonton akan mengerti....Sebagaimana detektif Bowden dalam film itu akhirnya mengerti, bahwa masing-masing penumpang ternyata memiliki sisi gelap kejahatan masing-masing. Sehingga pantas saja sekarang iblis "memanen" nyawa mereka... Jadi yang mana sebenarnya adalah Iblis di antara mereka? Nenek tua? Satpam gedung? Lelaki berjas perlente? Seorang wanita karir yang cantik? Atau si pemuda yang terlihat cool? Dan dalam dunia kecil sebesar ruang lift itu, apakah memang Tuhan tak memiliki kuasa utk menyelamatkan mereka? Benarkah iblis sangatlah berkuasa dan bisa
semau gue mencabut nyawa manusia?
Apakah Tuhan bahkan tak mampu -atau tak boleh- mencegahnya? Bagaimana akhirnya? Silakan ditonton saja utk menjawab rasa penasaran anda.... :) Kamis Malam Jumat. Foto-foto diunduh dari wikipedia dan google.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Lyfe Selengkapnya