Mohon tunggu...
Pidato Semprul 17an Janu
Pidato Semprul 17an Janu Mohon Tunggu... pegawai negeri -

memunguti remah-remah pengembaraan...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

SMS Berantai, Siapa Teman yang Kau Pilih untuk Celaka?

29 Januari 2011   07:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:05 1405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_86288" align="alignright" width="256" caption="gambar dari wikipedia"][/caption] Bayangkan jika anda menerima sebuah SMS berantai, "Teruskan SMS ini kepada temanmu yang lain, atau kau akan mati dalam waktu tiga hari...". Deg!...Jantungmu akan berdegub lebih keras. Akankah anda akan mempercayai SMS semacam itu? Jika anda tak mempercayainya, dan menganggap pesan itu sbg spamming biasa...mungkin SMS itu langsung didelete saja dan berusaha mengabaikannya. Sedikit spekulasi untuk sesuatu yang tidak pasti selama tiga hari ke depan nanti. Jika anda mempercayainya, maka di tangan anda ada sebuah dilema. Anda tak ingin mati. Tetapi kepada siapa SMS berantai itu harus anda forward? Siapa di antara teman-teman sekolah/kuliah anda, di antara rekan kantor anda, di antara teman-teman hang-out anda, yang "pantas" untuk dikorbankan menggantikan kematian anda? Sejenak anda berfikir, "Tapi saya bukanlah pembunuh...". Namun di hadapan pilihan antara kematian anda sendiri dengan kematian orang lain -teman anda-.....dimanakah setia kawan? Di manakah persahabatan? Di manakah kekompakan?Di manakah esprit de corps? Di manakah brotherhood?  Kematian anda..atau mereka? Sebuah film bergenre horror Jepang berjudul One Missed Call (Chakushin Ari) ini mengungkapkan betapa kita sejatinya adalah egois dan bahwa tindakan-tindakan kita nyaris seluruhnya adalah tentang kepentingan diri kita sendiri. Apalagi di hadapan dilema kematian, kita nyaris selalu akan mendahulukan survival diri kita sendiri. Persetan dengan kehidupan orang lain. Film ini merupakan sequels terdiri dari tiga judul film yang dirilis sejak tahun 2003 (Chakushin Ari), 2005 (Chakushin Ari 2) dan ditutup pada 2006 (Chakushin Ari: Final). Kesuksesan film ini bahkan telah menarik minat Hollywood untuk me-remake dengan judul yg sama pada tahun 2008 (One Missed Call).

129628697118637148
129628697118637148
12962866522137437830
12962866522137437830
Ceritanya sendiri sebenarnya sederhana. Sebuah SMS berantai yang harus diteruskan kepada orang lain, atau si penerima akan mati. SMS hanya bisa diforward sekali. Dan kematian benar-benar terjadi. Seseorang atau "sesuatu" telah mengirimkan SMS tersebut, yang membawa rasa kebencian dan hasrat balas dendam dari masa lalu. Kebencian yang begitu hebat sehingga sanggup membunuh siapapun yang menerimanya (yang diincar). Sekali lagi, sebagaimana banyak film horror lainnya, benang merahnya adalah soal arwah penasaran yang bergentayangan membalas dendam. Siapa yang mati penasaran? Siapa yang diincarnya? Bagaimana mereka mati satu demi satu? Apakah SMS berantai itu terus berjalan tanpa henti? Dan bag
12962868401966321829
12962868401966321829
aimana akhirnya? Pada film edisi finalnya, SMS berantai ini diterima oleh sekelompok remaja sekolah dari Jepang yang sedang berliburan ke Korea. Satu persatu siswa yang menerima SMS itu tewas secara mengenaskan. Ada yang tewas tergantung di tambang di pojokan pasar, ada yang tewas tersengat listrik tegangan tinggi, ada yang tubuhnya tercabik-cabik dalam mesin laundry, dan berbagai kreasi kematian yang lain. Anak-anak muda satu sekolahan itu, yang biasanya dikenal kompak, tiba-tiba saja menjadi ancaman bagi sesamanya. Mereka yang menerima SMS misterius itu  harus memilih siapa di antara teman-teman gaulnya yang harus mati menggantikan dirinya. . Bahkan Pak Guru mereka menjadi korban karena kegalakannya (guru galak biasanya memang dibenci murid). Ia dikirimi forward -an SMS maut itu dari siswanya. Satu persatu siswa yang menerima SMS kemudian "membunuh" temannya yang lain dgn cara mem-forward SMS tsb. Siswa yang lain juga melakukan tindakan "defensif" yang sama. Tak ada lagi teman, tak ada lagi sahabat..semuanya pantas untuk dikorbankan demi keselamatan dirinya! Siapakah yang mengirimkan SMS maut itu? Mengapa ia sekejam itu? Siapakah yang begitu membenci mereka? Sebesar itukah kebenciannya? Atau mungkin ada kebencian lain yang "menyusup" dan "menunggangi" aksi pembunuhan itu? Nah..disitulah serunya film ini sebagai tontonan di akhir pekan. Tiga film versi Jepang dan satu film versi Amerika-nya, rasanya akan cukup membuat suasana akhir pekan anda dipenuhi aura ketegangan yang mencekam. Cocok ditonton malam-malam ditemani kacang rebus atau popcorn asin rasa original :) Terlepas dari plot ceritanya yang mampu membuat anda tegang sepanjang menontonnya, dengan kejutan-kejutan khas film horror....sebenarnya film ini menyindir kita. Membuat kita jadi merenung (setelah nonton tentuanya) dan kemudian mengangguk diam-diam mengiyakan. Bukankah kita seirngkali tiba-tiba menjelma seperti serigala yang buta? Yang hanya bisa melihat kepentingan diri kita sendiri? Dan mempersetan kebutuhan dan keselamatan orang lain? Jangankan dalam hal dilema kematian. Bahkan kita selalu saja mementingkan diri kita sendiri untuk hal-hal yang "sepele" semisal urusan rebutan jabatan, rebutan kekuasaan, rebutan lahan bisnis, rebutan lahan untuk menggelar lapak, rebutan untuk menjadi populer dan terkenal, rebutan hidangan prasmanan di pesta kondangan, rebutan jalur antrian tol,  rebutan gorengan di kantor, atau rebutan buang hajat di toilet pinggir jalan.... Bahkan di luar layar kaca, kita seperti serigala bagi serigala lainnya ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun