"Huh, terserah!" Lalu si gadis menaruh bunga mawar itu di tanah, membiarkannya berjalan di belakangnya.
"Hei, masukkan aku ke dalam tasmu! Jaraknya masih jauh, tahu!"
"Jalan sendiri!" kata si gadis sambil meninggalkannya.
Saat kedua makhluk itu berjalan di tengah kegelapan malam, tiba -- tiba ada yang aneh dengan tempat itu. Bunga -- bunga yang tadinya masih segar, perlahan menjadi kisut dan mati. Wabah itu kembali, memakan para bunga hingga tersungkur di atas tanah.
"Penyihir itu.." kata si gadis.
"sepertinya mulai beraksi." kata si mawar.
Lalu si mawar mengajak si gadis segera pergi ke dunia bunga untuk memeriksa apa yang terjadi. Tapi si gadis menolaknya. Ia harus pulang dulu.
"Tak mungkin aku ke dunia bunga dengan gaun ketat seperti ini. Membuatku tak bisa bergerak dan terus berkeringat."
Setelah berganti baju, keduanya pergi ke dunia bunga. Mereka tiba di atas bukit, tapi bunga -- bunga itu sudah hilang. Dan saat mereka melihat ke bawah, tampak sulur -- sulur hijau tanaman mandrake menghiasi tanah itu dengan rimbun. Sebelum kegelisahan mereka usai, mereka menemukan sehelai daun bunga yang terjatuh di sekitar bukit itu. Si gadis memungutnya.
"Dahlia."
"Banyak dahlia yang mati dimangsa mandrake. Tapi daun yang satu ini tampak masih segar."