Si kelinci putih yang tadinya mati, kini hidup dan bangkit lagi. "Tampaknya dia memang tak kuat menahan godaan itu."
"Kau selalu begitu. Menyesali sesuatu, padahal aku sudah memberitahumu sebelumnya."
"Mau bagaimana lagi. Dari banyaknya orang yang mencari air itu, dialah yang pertama kali berhasil menemukannya. Jadi aku pikir, dia orang yang pantas menjaga dan memiliki air itu."
"Dan sekarang, air itu yang memiliki dirinya."
"Kasihan." Kata si putih.
Kedua kelinci itu terus mengamati si pemuda. Mereka memperhatikan si pemuda makin terlena dengan air itu. Saking mabuknya, pemuda itu sampai tak makan berhari - hari, tak ingat siapa dirinya, apalagi orang -- orang yang akan ditolongnya. Ia tergila -- gila dengan bayangan yang muncul di dalam botol itu.
Bayangan yang menggambarkan dirinya menjadi seorang pemimpin dan menguasai dunia. Bayangan yang menggambarkan dirinya mengendalikan seluruh makhluk di bumi.
Air itu benar -- benar bukan air biasa. Air itu suci, bertuah dan sangat susah ditemukan. Bahkan kalau pun ditemukan, bukan berarti penemunya akan memiliki air itu. Justru sebaliknya, kalau penemunya tidak kuat menanggung beban, maka air itu yang akan memiliki diri sang penemu.
Kini air itu telah masuk ke pikiran si pemuda, membuat si pemuda petualang yang dulunya pemberani menjadi seorang gila yang bisanya hanya menatap air itu dan berkata, "Masa depanku.. Masa depanku..".
Tamat
Cerita selanjutnya:
Sepasang Kelinci Penggoda