Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Si Nona Kebun dan Tangan Ajaibnya

8 Mei 2021   02:35 Diperbarui: 8 Mei 2021   02:45 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi kupikir ada benarnya juga. Seharusnya yang lebih pantas mendapat ucapan terimakasih adalah kamu. Karena tanpa kejadian waktu itu, tempat ini tak mungkin jadi hidup seperti sekarang." Kata si pemuda.

"Oh, akhirnya kau melunak juga." kata si gadis.

"Tidak, aku hanya membiarkanmu menang."

Lalu kedua remaja itu berjalan -- jalan berkeliling di sekitar kebun itu. Mereka melihat pepohonan satu per satu. Kalau ada yang tampak layu, mereka akan menyiraminya. Tapi kalau ada tumbuhan yang akan mati, si nona menyentuh tanaman itu agar hidup lagi. Jadi tempat itu selalu sejuk dan asri.

Sampai akhirnya, di suatu sore yang kelam, desa mereka diserang oleh kerajaan lain. Banyak warga mengungsi. Mereka pindah ke tempat lain. Termasuk si pemuda dan si nona juga kena imbasnya.

Namun saat si pemuda menjemput si nona untuk pindah, ternyata si nona tak ada di rumahnya. Si pemuda mencari ke kebun itu, tapi si nona tidak ketemu juga. Malah, kebun itu kini telah hancur dipenuhi asap.

Mereka merusak kebun itu. Pohon -- pohon seperti jambu, mangga dan pepaya mereka tebang. Termasuk kacang -- kacang yang menjalar, mereka tebas lalu membakar tempat itu hingga jadi arang.

Melihat itu, si pemuda pun menyelamatkan diri. Ia lari ke segala arah. Meninggalkan desanya yang tengah diserang sangatlah terasa berat. Apalagi melihat kebun yang dirawatnya kini rata dengan tanah. Namun yang lebih membuat si pemuda sedih adalah, ia tak bisa bertemu dengan si nona lagi, dan ia juga tak tahu kemana si nona pergi.

Tamat

Cerita sebelumnya:
Nona Kecil dan Sebatang Pohon Tus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun