"Jadi benar kalian adalah kuku dari orang mati?"
"Kalian boleh menyebutnya begitu."
Lalu si peri itu melihat ke arah ribuan kunang-kunang di sekitarnya.
"Lihatlah kunang-kunang itu."
"Kunang-kunang yang menyala terus itu.. dulunya orang yang gagal mendapatkan air terjun. Tapi karena mereka menerima kegagalan itu, jiwanya bercahaya dan terus berpendar."
Si peri menoleh ke arah kunang-kunang di sebelahnya.
"Kalau yang sebentar menyala, sebentar redup, itu dulunya juga gagal meraih keinginannya. Mereka menerima kegagalan itu, tapi masih belum puas lalu mencari keinginan yang lain."
Lalu si turis dan si pemandu melihat kunang-kunang di sebelahnya.
"Kalau yang redup itu?"
"Mereka adalah yang gagal mendapatkan air itu, dan tidak bisa menerima kegagalan. Mereka juga tak suka orang lain mendapatkan air itu. Mereka inilah yang paling tidak tenang."
Si peri kemudian memancarkan cahaya lebih terang.