Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Garam Dapur

3 April 2021   00:57 Diperbarui: 3 April 2021   01:20 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Putih bersih
Halus menyerbuk
Terbungkus rapi

Garam itu memancing selera
Ludah kutelan
Sambil mengajaknya bercerita

Aku ingin menjamahnya
Tapi takut mengotorinya

Aku ingin menyesapnya
Tapi was-was menghantuiku

Nanti kalau habis, bagaimana?
Nanti tak bisa makan lagi, bagaimana?

Aku mencoba melawan diriku
Mengalihkan pandangan ke lainnya

Panci, cuka dan kecap duduk di depanku
Tapi garam tetap mengelabui

Aku beranjak dari kursi
Mencoba memunggunginya
Namun pesonanya
Menarikku tuk menoleh ke belakang

Aku berhenti
Masih berdiri dan menatapnya
Mendengar bisikan hati

Garam itu selezat gula
Tak bisa kumiliki
Karena ia ada di dapur
Dan aku jauh dari dapur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun