Ke kutub utara ku menuju
Membelakangi kutub selatan yang menyempit
Kapalku berlabuh di dermaga takdir
Dan terseret berapung - apung di bongkahan waktu
Gelap malam itu, tak terusik oleh kelap - kelip Merkurius atau Virgo
Hanya segores hijau membentang di langit
Sebentang aura dari ujung barat hingga ufuk timur
Menyelinap di antara awan pekat dengan anggun dan khidmat
Aurora yang kudamba
Kini menemani bayanganku
Tak kuasa menahan rindu
Setelah miliaran nafas kulewati
Takjub ku menatapnya
Menggoyang tubuh kecilku hingga oleng
Melunturkan luka - duka tadi siang
Melebur sosok yang ingin keabadian
Rasa ini, mengalir sendu di tiap sendi kakuku
Malam itu, aku tak tahu
Apakah malam yang menyelimuti hasratku?
Atau diriku yang mengelabui sang malam?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H