Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berlibur Sejenak Ditemani Kereta Ekonomis Pandanwangi

17 November 2020   01:21 Diperbarui: 17 November 2020   01:50 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta Pandanwangi belum difasilitasi gerbong makan. Penumpang boleh membawa camilan dan alat makan sendiri.Sumber: Dok. Pribadi

Libur telah tiba. Saya memanfaatkan hari libur untuk jalan -- jalan. Liburannya tidak melancong ke luar negeri, tapi hanya mampir ngombe ke kota sebelah.

Saya naik kereta dari Banyuwangi ke Jember. Kereta yang saya tumpangi namanya Pandanwangi. Saya tidak tahu kenapa dinamakan begitu, tapi saya tahu kereta itu begitu wangi bagi dompet banyak orang.

Petugas stasiun Kalisetail bersiap menyambut kereta lain yang akan tiba.Sumber: Dok. Pribadi
Petugas stasiun Kalisetail bersiap menyambut kereta lain yang akan tiba.Sumber: Dok. Pribadi

Terutama untuk turis hemat seperti saya, karena harga tiketnya cukup terjangkau. Dengan membeli tiket seharga 8.000 Rupiah saja, sudah bisa duduk di kereta yang aman, bersih dan pakai AC pula. Enake, rek.

Tiket Pandanwangi ramah di kantong karena mendapat subsidi dari pemerintah. Bantuan pemerintah itu disediakan demi menunjang mobilitas warga Banyuwangi, Jember dan sekitarnya.

Kereta Pandanwangi yang saya naiki berpapasan dengan kereta Probowangi di Stasiun Kalibaru.Sumber: Dok. Pribadi
Kereta Pandanwangi yang saya naiki berpapasan dengan kereta Probowangi di Stasiun Kalibaru.Sumber: Dok. Pribadi

Saya naik Pandanwangi dari Stasiun Banyuwangi Kota. Kereta tiba di stasiun tepat pada pukul 09.50 pagi. Beberapa saat kemudian, kereta meneruskan perjalanan melewati beberapa stasiun seperti Rogojampi dan Glenmore.

Saat kereta melintas di Lereng Gumitir, saya melihat pepohonan rimbun dan hijau, pemukiman warga di dasar lereng dan dua buah terowongan gelap peninggalan Belanda.

Kereta Pandanwangi belum difasilitasi gerbong makan. Penumpang boleh membawa camilan dan alat makan sendiri.Sumber: Dok. Pribadi
Kereta Pandanwangi belum difasilitasi gerbong makan. Penumpang boleh membawa camilan dan alat makan sendiri.Sumber: Dok. Pribadi

Kereta Pandanwangi membawa saya ke Stasiun Ledokombo. Di sekitar stasiun saya melihat tembakau yang dijemur. Saat kereta berhenti sejenak di stasiun itu, samar -- samar hidung saya mencium aroma tembakau yang khas. Ahh... Suegerr rasane.

Selain itu, nuansa tembakau juga ada di Stasiun Kalisat dan Kotok. Selama kereta melintas di sekitar sana, tidak jarang saya melihat kebun tembakau yang luas. Di sebuah sudut ladang itu, saya juga melihat gudang penyimpanan tembakau. Gudang itu terbuat dari kayu dan atapnya dilapisi tumpukan jerami.

Salah satu penumpang yang memanfaatkan layanan kereta Pandanwangi. Banyak yang dari kalangan pelajar dan mahasiswa.Sumber: Dok. Pribadi
Salah satu penumpang yang memanfaatkan layanan kereta Pandanwangi. Banyak yang dari kalangan pelajar dan mahasiswa.Sumber: Dok. Pribadi

Setelah melewati Stasiun Arjasa, akhirnya kereta tiba di Jember. Karena dari awal niatnya cuma mampir ngombe, saya tidak lama saat berada disana. Saya hanya makan bakso di warung sekitar stasiun, minum es teh lalu beli tiket Pandanwangi lagi jurusan Banyuwangi.

Selain itu, waktu singgah kereta Pandanwangi hanya sekitar satu jam lebih sedikit. Karena kereta dijadwalkan berangkat lagi ke Banyuwangi tepat jam 14.00.

Kereta Pandanwangi melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi Baru. Sedangkan saya turun di Stasiun Banyuwangi Kota.Sumber: Dok. Pribadi
Kereta Pandanwangi melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi Baru. Sedangkan saya turun di Stasiun Banyuwangi Kota.Sumber: Dok. Pribadi

Saat senja tiba, saya menginjakkan kaki di Stasiun Banyuwangi Kota. Perjalanan selama sehari bersama Pandanwangi selesai. Meski hanya sejenak, Pandanwangi telah menyenangkan hati seorang bocah ilang seperti saya.

Bagaimana nih pembaca, tertarik mencoba?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun