Pada bagian eksternal kesehatan dan nutrisinya marhumi majid muda sakit dan memiliki nutrisi yang cukup , dan suka mengkonsumsi buah dan susu .
Untuk faktor keluarga sendiri harmonis, rukun, dan damai, dan lingkungan sosialnya baik dengan sekitar dan sangat pandai bersosialisasi dengan baik.
Anaknya sehat, namun memiliki penyakit asam lambung, dan beberapa kali masuk RS karena asam lambung. Nutrisi anak ini, ia jarang mengkonsumsi buah, dan tidak mengkonsumsi minuman yg berkafein, tapi sering mengkonsumsi susu. Tidak memiliki hambatan, lingkungan sosialnya baik, mudah berbaur dan mudah beradaptasi dengan orang baru. Lingkungan keluarga pun baik baik saja rukun dan hangat!
Anaknya sehat, tidak memiliki riwayatsakit. Nutrisi anak ini, ia jarang mengkonsumsi buah, tapi sering mengkonsumsi susu. Tidak memiliki hambatan, lingkungan sosialnya baik, mudah berbaur dan mudah beradaptasi dengan orang baru. Lingkungan keluarga pun baik baik saja rukun, hangat dan damai.
Cenderung pemalu dan sedikit tertutup,anaknya kecendurungan ramah dan baik,suka mengkonsumsi buah-buahan dan susu,tidk memiliki hambatan
Di lingkungannya dia kurang beradaptasi dan kurang bersosialisasi dengan baik,tapi di lingkungan keluarga dia terbuka.
  Â
III. HASIL DAN PEMBAHASANÂ
1. Perkembangan Masa Remaja Akhir Masa remaja akhir merupakan masa perubahan dari remaja akhir menuju ke dewasa, hal ini merupakan proses yang cukup lama di mana ditunjukkan pada saat manusia menginjak umur tujuh belas hingga dua puluh dua tahun. Pada masa terjadi perkembangan di mana seseorang akan memikirkan cita-cita mereka dan proses hubungannya dengan orang tua sebagai bentuk orientasi di masa depan (Syamsu Yusuf dan Nani M Sugandhi, 2014), secara psikologis masa remaja adalah masa pasa saat manusia mempunyai peran di dalam masyarakat dewasa, di mana tidak lagi merasakan sebagai anak yang membutuhkan bimbingan dan aturan yang ketat sebagai mana layaknya orang tua memberikan aturan ketat pada seorang anak kecil. Tetapi anak remaja memikili tingkatan yang sama dengan orang dewasa, menjadi permasalahan dalam hak integrasi masyarakat dan memiliki banyak aspek afektif yang menjadi pertimbangan adalah masalah pubertas yang termasuk ke dalam perubahan yang signifikan, perubahan intelekrtual yang menjadi khas pola pikir remaja adalah mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa (Sarlito Wirawan dan Sarwono, 2010). Adolessense berasal dari kata adolescere yang artinya: "tumbuh", atau "tumbuh menjadi dewasa" untuk mencapai "kematangan", kematangan adolessense disini memiliki arti yang cukup luas yaitu yang berarti mencakup kematangan mental, emosional, seksual dan fisik. Pada masa adolessense ini merupakan masa di mana terjadi proses perubahan baik itu dalam aspek cara berpikirnya yang jauh lebih matang (John W dan Santrock, 2003). Karena masa ini sangat singkat dan tidak terlalu lama maka sangat diharapkan perkembangan ini dapat dilakukan dengan sebaik mungkin untuk mempersipakan diri secara matang untuk memasuki masa dewasa yang akan menjadi lebih sulit dihadapi. Banyak pendapat tentang masa adolescence ini namun pada umumnya untuk batas umur berkisar 17-22 tahun, pada masa adolescence ini merupakan masa di mana emosi seseorang sudah dapat dikuasai oleh dirinya sendiri, bahkan ia memiliki keberanian dalam menjalankan hidpnya, memiliki arah kemana ia akan berjalan membawa hidupnya melalui sebuah cita-cita, serta memiliki kesadaran diri yang mulai jelas akan tujuan apa yang harus didapatkan. Sudah ulai muncul sikap kritis yang mulai aktif dan objek dalam mengambil suatu langkah yang melibatkan dirinya ke dalam suatu kegiatan di dunia luar, seseorang sudah mulai mampu mengatur dan mendidik dirinya sendiri melalui pengalaman yang ia terima sebagai bentuk dari pengaruh yang didapatkannya, pada masa remaja ini merupakan masa yang menentukan ke arah mana bentuk kedewasannya (Agung Hartono dan Sunarto, 2006). Dalam memahami hal ini, terdapat beberapa sifat yang dialami pada masa adolescence yaitu memberikan sifat yang baik dalam memilih norma-norma yang ada, memiliki ketenangan dalam menjalankan kehidupannya dalam mengatasi masalah, menyadari bahwa memberikan kritik dan memiliki sikap aktif waktu masih kecil mudah secara teori namun sangat sulit untuk dijalankan, memiliki rencana hidup yang harus dijalankan dengan jelas, menghargai keputusan maupun tradisi baik itu dalam agama maupun budaya, dalam memilih pasangan bukan hanya dari segi fisik saja namun melalui beberapa pertimbangan yang matang, mengambil jalan hidup yang diyakininya itu bermanfaat baginya, dan terakhir memiliki perasaan terhadap erotik dan seksualitas yang sebelumnya berbeda namun sudah menjadi satu kesatuan. Pada periode adolescence ini mereka mulai menemukakan hal-hal yang bermakna dalam hidup mereka, antara lain:
a) Memilih teman yang satu frekuensi dan baik dalam lingkungan berlajar masupun dalam lingkungan masyarakat.
 b) Memiliki rasa tanggung jawab dalam menepati janji antar teman.