Mohon tunggu...
Daud Tamba
Daud Tamba Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Pascasarjana

Suka membaca, menulis dan berpikir kritis.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Panggilan Tuhan: Dipersembahkan untuk Tuhan sebagai Pelayan Tuhan

21 Februari 2024   23:31 Diperbarui: 22 Februari 2024   09:11 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi duduk di taman kampus STT BMW Medan (Sumber: Dokpri/Daud Tamba)

1. Dipersembahkan untuk Tuhan


Shalom..
Saya ingin berbagi cerita bagaimana Tuhan memanggil saya untuk menjadi hamba-Nya. Perjalanan panggilan itu dimulai dari sejak lahir. Ketika orang lahir kedalam dunia orangtua sangat senang sekali, itulah yang dirasakan orangtua. Namun sangat sedikit orangtua berdoa atau mempersembahkan anak nya untuk Tuhan. Ada banyak yang lupa kepada Tuhan karena kebahagiaan yang melampaui spritual kepada Tuhan.


Namun berbeda dengan orangtua yang mengenal dan memahami pekerjaan Tuhan. Kebanyakan orang yang memahami pekerjaan Tuhan dan mengalami kuasa Tuhan, maka mereka akan memikirkan anak nya untuk Tuhan. Apalagi para hamba Tuhan, besar harapan mereka anak nya bisa sama seperti mereka. Namun harapan dan impian itu dibelenggu oleh pengaruh dunia, intimidasi iblis dan paradigma dosa.


Saya menjadi salah satu dari ribuan para anak hamba Tuhan, ketika saya lahir sudah dipersembahkan kepada Allah. Saya sangat senang, jiwa diwaktu bayi sangat bergelora dan bahagia, meskipun masih belum bisa mengungkapkan. Tentunya ini tanggung jawab yang besar dan harapan yang besar akan menjadi nyata. Iman terus mengalir, sesuatu yang masih jauh akan terjadi dan bukti itu akan digenapi...

2. Di dorong oleh Doa


Doa menjadi komunikasi spritual kepada Tuhan, doa menjadi harapan yang besar bahwa Tuhan akan mengintervensi terus menerus. Seiring berjalan waktu impian itu mulai berbelok, rasa ingin tau akan dunia semakin besar. Saya semakin ingin itu dan itu. Ketika melihat mereka yang terpandang dan memiliki popularitas yang ingin seperti mereka. Namun ketetapan Tuhan tidak akan bisa diubah oleh siapapun. Apa yang Tuhan tetapkan akan terjadi dengan melalui proses-proses yang panjang dan sulit untuk dijangkau oleh pikiran manusia.


Orangtua saya terus tekun membawa dalam doa. Doa itu mengubah situasi dosa, intimidasi iblis dan paradigma dosa. Seiring berjalan waktu doa itu dikabulkan oleh Tuhan, saya mulai memahami arti panggilan Tuhan. Saya bersyukur doa itu membawa hidupku sampai menjalani proses-proses untuk mengarah ketujuan yang sebenarnya. Mempersembahkan untuk Tuhan, didukung dalam doa dengan tekun adalah kunci yang nyata.

"Aku dibentuk dengan kuasa ilahi, dirancangkan sedemikian rupa untuk pekerjaan Tuhan dengan proses-proses yang sulit dan didorong oleh doa yang kuat." Daud Tamba

Tuhan Yesus Memberkati...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun