Mohon tunggu...
Daud Tamba
Daud Tamba Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Pascasarjana

Suka membaca, menulis dan berpikir kritis.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Keindahan Pemandangan Kelok 9 sebagai Sarana Jalan Lintas Sumatera Barat - Riau

19 Februari 2024   22:03 Diperbarui: 20 Februari 2024   12:34 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sedang berada diatas jembatan selayang kelok 9 (Sumber:Dokpri/Daud Tamba)

Saya ingin menikmati keunikan dan keindahan alam semesta yang telah Tuhan diciptakan dan dikelola oleh manusia, sehingga terlihat unik dan menakjubkan. Biasanya jalan lintas terlihat seperti biasa saja, tentunya datar dan mungkin berkelok dalam posisi datar. Saya sering melewati jalan lintas seperti itu dan terlihat biasa-biasa saja.

Pada hari Selasa, 14 Maret 2023 saya melakukan perjalanan dari Padang dengan mengendarai sepeda motor dengan jarak tempuh sekitar 3-4 jam. Perjalanan yang sangat jauh, harus penuh dengan hati-hati karena ada banyak kendaraan yang lewat. Tentunya perjalanan yang sangat melelahkan dan membutuhkan energi yang sehat.

Setelah kami melakukan perjalanan yang cukup jauh, akhirnya kami melihat pondasi yang sangat besar, bentuk yang begitu besar dan jalan lintas di atas pondasi tiang yang sangat tinggi. Setelah melihat ke atas kelok 9 saya memberikan apresiasi kepada arsitek dan anggota yang membangun kelok 9 tersebut.

Kelok 9 adalah ruas jalan yang berkelok yang terletak sekitar 30 km sebelah timur dari kota Payakumbuh Sumatera Barat menuju Provinsi Riau. Jalan ini membentang sepanjang 300 meter di Jorong ulu air, kecamatan Harau, Kabupaten Lima puluh kota, Sumatra Barat dan merupakan bagian dari ruas jalan penghubung Lintas Sumatera dan Pantai Timur Sumatra.

Jalan ini memiliki tikungan yang tajam dan lebar dari sekitar 5 meter, berbatasan jurang, dan diapit oleh dua perbukitan di antara dua cagar alam: Cagar alam putih dan Cagar Alam Harau.

Jalan kelok 9 dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda antara tahun 1908-1914. Alasan Belanda untuk membangun jalan sebagai sarana untuk memperlancar transportasi dari Pelabuhan Emma Haven (Teluk bayur) ke wilayah timur. Kelok 9 pada masa Belanda masih hanya sebatas jalan yang berkelok.

Pada tahun 2000, lalu lintas kendaraan antara Sumatera Barat dan Riau sudah mencapai antara 9.000 sampai 11.000 kendaraan sehari dengan mengangkut 15,8 juta orang dan sekitar 28,5 juta ton barang dalam setahun. Separuh dari barang yang diangkut adalah hasil pertanian dan peternakan.

Kelok 9 mulai membangun jalan layang yang kokoh dengan pondasi yang kuat dan semen yang kuat, maka pada bulan November 2003 dan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2013. Waktu yang cukup lama dalam membangun jembatan selayang kelok 9.

Di atas jembatan selayang kelok 9 ada banyak para pedagang kaki lima yang menyediakan tempat dari atas jembatan tersebut dengan pemandangan yang indah. Para pedagang menjual makanan dan minuman, harga berkisar antara 10.000-25.000. Parkir motor dan mobil berkisar 5.000-10.000.

Di atas jembatan selayang juga menyediakan jasa photographer dengan harga yang berkisar 25.000-30.000 langsung cetak jadi, bahkan untuk foto Preweding sangat bagus.  Di atas jembatan selayang ada banyak para pengunjung yang datang dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri untuk menikmati suasana pemandangan yang asri dan sejuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun