India sendiri memandang posisi Indonesia sangat  penting dan strategis sebagai mitra regional, selain sudah ikut bergabung masuk BRICS, politik luar negeri Indonesia yang menganut sikap bebas aktif selaras dengan kebijakan pemerintah India yang pada esensinya tidak sepakat terjadi konflik di wilayah ini.Â
Dalam diplomasi politik luar negeri, India lebih memilih philosopi "No Money but Hey Honey", artinya tak ada uang, tapi ada kata hai sayang. Prinsifnya bukan hanya uang tujuan utama, tetapi persahabatan, perdamaian dan kasih sayang.
Pandangan politik luar negeri kedua negara, India dan Indonesia, pada esensinya sama sehingga layak jadi mitra strategis secara geopolitik dan geoekonomi. Secara ekonomi juga kedua negara memiliki kesamaan sejarah dan dasar perjuangan, yaitu India sejak awal lebih condong menganut sistem ekonomi Swadesi, sedangkan secara historis Indonesia memilih sistem ekonomi Berdikari atau berdiri diatas kaki sendiri.
Ditengah persaingan kekuatan besar semakin ketat di kawasan Indo-Pasifik, dan terjadinya reorientasi kebijakan Amerika yang memprioritaskan kepentingan ekonomi domistik, India dan Indonesia berada di tengah tarik menarik kepentingan geopolitik dan geoekonomi itu.
Dengan kondisi demikian justru India dan Indonesia memiliki potensi yang sama sebagai "Poros Ketiga" untuk memperkuat pengaruh diplomatik dan membuka dialog, tidak berpihak sehingga fokus membangun ketahanan ekonomi dalam negeri untuk lebih mandiri lewat hilirisasi, serta memperkecil defisit perdagangan terutama dengan China.
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke India kali ini merupakan momentum tepat meningkatkan kerjasama ekonomi, peragangan dan investasi bagi kedua belah pihak, karena selama ini juga telah menjalin kerjasama ekonomi yang baik, kedua negara sama-sama memiliki potensi ekonomi dan potensi pasar domestik besar dengan memiliki jumlah populasi penduduk sangat besar.
Pertemuan itu alangkah baiknya jika fokus untuk menjaga jarak terhadap persaingan maupun konflik yang ada dalam kerjasama multilateral, dan mengutamakan kerjasama bilateral dalam bidang ekonomi terutama kerjasama perdangan oleh kedua negara.
Selama ini India merupakan salah satu tujuan ekspor batubara dan minyak mentah kelapa sawit dari Indonesia , anggota BRICS memiliki potensi pasar sebesar 42 persen dari pasar dunia yang menarik untuk digarap oleh Indonesia.
Bergabungnya Indonesia dengan BRICS menjadikan India sebagai mitra strategis Indonesia melakukan diplomasi geoekonomi demi kepentingan Indonesia sebagaimana manfaat yang diperoleh Afrika Selatan setelah bergabung dengan BRICS. Kemudian Indonesia juga dapat melakukan negosiasi dengan NDB (New Development Bank) lewat BRICS dengan tetap mempertimbangkan indepensi dan menghindari ketergantungan dengan China.
Pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden India Draupadi Murmu dan PM Narendra Modi kiranya mampu memperkuat kolaborasi ekonomi serta memperkuat pengaruh diplomasi global di tengah persaingan kekuatan besar yang semakin ketat di kawasan Indo-Pasifik, terutama potensi terjadi konflik di  Laut China Selatan.
Indonesia dan India selain memiliki potensi sebagai "Poros Ketiga ditengah persaingan sengit, kedua negara memiliki potensi mempertahankan stabilitas ekonomi makro yang didorong oleh pasar domestik dengan jumlah penduduk besar yang berpotensi sebagai pasar konsumen.