Warisan paling monumental Joko Widodo setelah tidak menjabat sebagai Presiden nantinya adalah keberhasilannya menjadikan anak kandungnya sebagai Wakil Presiden, dan keberhasilannya mengkonsolidasikan beberapa partai papan atas jadi satu koalisi besar pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka meraup suara terbanyak dalam Pilpres 2024 berkat dukungan kuat Joko Widodo, baik sejak proses pencalonan maupun pemenangan Pilpres.
Secara kasat mata dapat terlihat jelas Joko Widodo dalam hal ini sangat memiliki kekuatan sangat besar, yaitu mampu melakukan orkestrasi politik yang bermuara kepada pencalonan anak kandungnya sebagai calon wakil presiden, dan melalui pengaruh "Invisible hand" mampu memenangkan pasangan Capres-Cawapres dukungannya.
Walau pencalonan Gibran Rakabuming Raka melalui jalan pintas mencederai konstitusi lewat keputusan kontroversial Mahkamah Konstitusi (MK), pada kenyataannya keinginan untuk meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden berjalan mulus tanpa hambatan sangat berarti. Walau sebenarnya keputusan MK tersebut memperoleh banyak protes, tetapi suara gugatan tersebut semua diabaikan bagaikan angin berlalu entah kemana.
Paska Pilpres, kekuatan cengkeraman Joko Widodo terhadap kepemimpinannya dan kepada koalisi besar pendukung pasangan Prabowo Subianto semakin kuat, hal ini terlihat dengan semakin mesranya hubungan Joko Widodo dengan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan pemberian jabatan menteri ATR-BPN kepada Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Dalam hal ini harus diakui bahwa Joko Widodo sangat lihai melakukan konsolidasi kekuatan koalisi besar pendukung Prabowo Subianto. Suka tidak suka, Joko Widodo terbukti mampu merangkul para elit penguasa partai politik papan atas untuk masuk ke dalam lingkaran kekuasaannya. Keberhasilan itu sudah barang tentu semakin memperkuat dukungan terhadap dirinya sendiri sebagai penguasa.
Partai besar seperti Golkar dan Gerindra nampak sangat jelas membirikan dukungan tanpa reserve terhadap kepemimpinan Joko Widodo. Kekuatan tersebut semakin menguat lagi dengan kehadiran Partai Demokrat. Bahkan, jika nanti pasangan Prabowo Subianto dilantik, diduga akan ada lagi beberapa partai politik yang mau bergabung dengan koalisi besar pendukung pasangan Prabowo Subianto.
Kekuatan itu sudah barang tentu merupakan angin segar dan sangat menjanjikan untuk memberi peluang bagi Joko Widodo untuk tetap memiliki pengaruh besar atau kekuatan tersendiri terhadap kepemimpinan Prabowo Subianto nantinya. Bahkan diduga Joko Widodo akan tetap memiliki ruang untuk melanggengkan pengaruh dan kesinambungan kepentingannya dibawah kepemimpinan presiden selanjutnya karena dianggap keberadaan anak kandungnya Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden  dianggap akan jadi kanal kesinambungan kepentingan Joko Widodo.
Secara kasat mata kondisi yang dipaparkan diatas dapat terlihat dengan jelas bahwa Joko Widodo sangat memiliki kekuatan besar dan mampu menanamkan kekuatannya sebagai warisan berharga setelah berakhitnya masa kepemimpinan Joko Widodo sebagai Presiden.
ANCAMAN KEKUATAN RAPUH