Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Manuver Lihai Surya Paloh tentang Bacawapres Koalisi Perubahan

22 Februari 2023   17:02 Diperbarui: 22 Februari 2023   17:03 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surya Paloh Ketua Umum Partai Gerindra memang seorang politikus memiliki jam terbang tinggi, dan sudah banyak makan asam manisnya politik.

Hal itu terlihat dari kelihaiannya sebagai "The King Maker" atau Tokoh Sentral di Koalisi Perubahan pengusung Anies Baswedan.

Bahkan keberadaannya sebagai tokoh pioner atau pencetus pertama deklarasi Anies Baswedan mampu mengungguli niat Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sudah sejak lama mengatakan "Akan Turun Gunung" di Pemilu 2024.

Kelihaian dan kelicikan manuver Surya Paloh pertama sekali muncul saat pendeklarasian Anies Baswedan sebagai Capres oleh Partai Nasdem. Saat itu Partai Nasdem berhasil sebagai partai pertama mengusung Anies Baswedan, tetapi Surya Paloh menyisakan "pekerjaan rumah" dengan mengatakan penentuan pendamping atau Calon Wakil Presiden merupakan hak atau domain Anies Baswedan sendiri.

Secara kasat mata dalam hal ini Surya Paloh menunjukkan dirinya sebagai pigur yang bersih dan tidak ingin dianggap memonopoli keputusan di koalisi perubahan yang hendak mereka bentuk.

Surya Paloh selamat dalam hal ini, dan tidak memiliki beban berat untuk "bargaining position" dengan Partai Demokrat dan PKS yang sejak awal ingin menawarkan tokoh internal mereka sebagai Cawapres.

Selanjutnya memang penentuan bakal calon pendamping Anies Baswedan menjadi isi utama, dan jadi bahan tawar menawar diantara ketiga partai : Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS. Tetapi hal ini tidak menyeret Surya Paloh untuk larut membicarakan itu. Itulah salah satu strategi dan taktik lihai yang dimiliki Surya Paloh.

Perdebatan panjang tentang penentuan Calon Wakil Presiden pendamping Anies Baswedan akhirnya berlarut-larut tanpa kesepakatan yang jelas sehingga berakibat terhadap lambatnya kesepakatan bersama diantara ketiga partai untuk finalisasi koalisi dan deklarasi bersama Anies Baswedan. Bahkan berpotensi menyebabkan koalisi yang hendak dibentuk bubar.

Dalam perjalanan panjang dan melelahkan itu, tak ubahnya bagaikan "buying time" yang dilakukan Surya Paloh, menimbulkan sikap untuk tidak memaksakan diri bagi Partai Demokrat dan PKS mengusulkan kadernya internalnya.

Ditengah suasana yang kian mereda dari perdebatan soal Cawapres, Rabu (22/2/2023) Surya Paloh mengadakan pertemuan dengan Agus Harimurti Yudhoyono Ketua Umum Partai Demokrat di markas besar atau Kantor DPP Partai Demokrat. Pertemuan tersebut menurut Andi Malarangeng merupakan pertemuan balasan karena sebelumnya AHY sudah mengunjungi Surya Paloh di Nasdem Tower.

Sebagai kunjungan balasan dan hanya berbentuk sekedar silaturahmi sudah barang tentu tidak ada keputusan politik dari pertemuan tersebut. 

Tetapi di luar pertemuan Surya Paloh mengatakan "berdasarkan pemahamannya, Agus Harimurti Yudhoyono tidak keberatan jika tidak jadi Calon Wakil Presiden berpasangan dengan Anies Baswedan".

Sebuah pernyataan berdasarkan pendapat pribadi Surya Paloh sendiri, bukan berdasarkan pengakuan atau hasil pembicaraan langsung dengan Agus Harimurti Yudhoyono".

Kemudian Surya Paloh kembali mengulangi dan menekankan bahwa penentuan Calon Wakil Presiden merupakan domain Anies Baswedan sendiri.

Itulah manuver licin dan lihai yang kembali dipertontonkan Surya Paloh ke publik, sehingga wajar jika Surya Paloh disebut sebagai seorang politisi berkemampuan hebat serta mampu menguasai permainan sebagai "the king maker" mempengaruhi warna koalisi perubahan.

Sudah barang tentu sikap Surya Paloh tersebut menimbulkan ketidakpastian bagi AHY, padahal Surya Paloh sendiri mengatakan bahwa AHY memiliki potensi sebagai calon wakil presiden.

Ketidakpastian nasib AHY sebagai Cawapres di koalisi perubahan dalam prediksi Surya Paloh tidak akan menyebabkan Partai Demokrat hengkang meninggalkan kebersamaan di koalisi perubahan.

Semoga kondisi ini tidak mengundang Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera turun gunung sebagaimana pernah diniatkan dan diumumkan beliau yang merasa perlu turun gunung sesuai tuntutan ruang dan waktu saat ini.

Selamat menantikan episode selanjutnya !!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun