Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Childfree Merupakan Out of The Values dan Hilangnya Ekspresi Cinta Sejati

10 Februari 2023   21:50 Diperbarui: 10 Februari 2023   22:01 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah sebelumnya marak diskursus tentang "Krisis Seks", kini muncul lagi dialog tentang Childfree, yaitu sebuah sikap parenting suami istri enggan memiliki anak.

Childfree dan Childless memiliki perbedaan, dimana childfree merupakan pilihan sikap untuk tidak memiliki anak berdasarkan alasan tertentu yang menghinggapi kerangka berpikir seseorang.

Sedangkan Childless adalah suatu kondisi yang menjadikan seseorang tidak mungkin memperoleh anak karena ada kondisi gangguan fisiologis atau tubuh seseorang, misalnya karena kemandulan atau gangguan kesehatan yang tidak mengizinkan terjadinya proses kehamilan dan melahirkan.

Jadi, Childfree identik dengan sebuah pilihan secara sadar untuk tidak ingin memiliki anak dengan alasan tertentu, misalnya karena tidak suka terhadap anak-anak, pengalaman traumatis tentang anak, pertimbangan kondisi keuangan, dan karena prinsif mengutamakan karir.

Dengan demikian, childfree berkaitan erat dengan pengingkaran terhadap kelaziman, atau out of the values (diluar norma atau nilai-nilai budaya yang berlaku. Sehingga menimbulkan kontroversi, dan dipandang tidak sesuai dengan kerangka berpikir yang umumnya terjadi.

Dalam kultur masyarakat Batak, umumnya akan memandang sebagai sesuatu hal aneh dan bertentangan dengan norma yang ada jika ada orang yang memiliki niat tidak memiliki anak.

Karena dalam masyarakat Batak ada ungkapan berbunyi "Anakhon hi do hamoraon di au".  

Artinya anak merupakan harta paling berharga bagi orang batak, dan merupakan bentuk ekspresi keberhasilan dan kesuksesan sebagai orang tua, bukan hanya menunjukkan kemampuan memiliki anak, tetapi sebagai ukuran kesuksesan dan keberhasilan menyekolahkan anak dan memperoleh jabatan atau karir yang gemilang.

Secara philosopis terkandung nilai-nilai luhur bahwa perkawinan bukan melulu untuk memiliki anak, tetapi ada tanggungjawab moral untuk mengasuh, membimbing dan mempersiapkan masa depan anak.

Jika dibandingkan dengan alasan yang dipergunakan oleh orang yang memilih sikap Childfree yang didominasi oleh alasan psikis dan ekonomis, maka hal itu tidak dapat dipungkiri sebagai sebuah sikap yang bertentangan dengan norma dan nilai-nilai yang dianut dan sedang berlaku di tengah-tengah masyarakat dewasa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun