Karena dengan berpikir positif masyarakat diharapkan lebih produktif serta mengalami performance kinerja lebih baik serta terjadi peningkatan kualitas hidup maupun kesejahteraan.Â
Sebaliknya pemimpin yang memanfaatkan sisi negatif emosi masyarakat hanya akan menjadikan individu-individu bersikap "negative thinking", penuh rasa kecemasan dan memiliki sikap kebencian yang berpengaruh menjadikan kinerja masyarakat semakin merosot serta menjadikan masyarakat sebagai kaum pecundang.
Pemimpin atau presiden yang diharapkan sesuai dengan tuntutan zaman saat ini bukan lagi sekedar memiliki kharisma dan popularitas yang tinggi, tetapi dibutuhkan figur pemimpin yang mampu menggerakkan emosi secara positif dan memancing keluar sisi terbaik dari dalam diri seseorang atau masyarakat.Â
Karena emosi sebagai bentuk reaksi seseorang terhadap situasi tertentu yang dilakukan oleh tubuh berkaitan erat dengan aktivitas berpikir (kognitif), yaitu intensitas emosi dikarenakan persepsi atas situasi yang terjadi.
Jika reaksi seseorang didominasi pandangan negatif atau emosi negatif terhadap suatu peristiwa (afeksi negatif) maka orang tersebut akan selalu berpikir negatif serta tidak produktif, karena persepsi egatif akan menjadikan seseorang berpikir negatif (Negative Thinking) atau emosi negatif akan jadi hambatan bagi kemajuan manusia serta menurunkan kinerjanya.
Pemimpin dewasa ini dihargai dan dianggap berhasil apabila mampu memainkan peran emosi positif masyarakat yang dipimpinnya, mengarahkan emosi kolektif ke arah positif.
Jika emosi orang didorong ke arah antusiasme maka kinerja akan meningkat, kemampuan ini merupakan soft skill yang harus dimiliki oleh pemimpin zaman sekarang, kemampuan tersebut berkaitan erat dengan kecerdasan emosional (emotional quotient) sebagai dasar melahirkan primal leadership.
Pemimpin yang memiliki primal leadership akan menggerakkan emosi pengikutnya ke arah yang benar, karena pemimpin yang mampu menggerakkan emosi secara positif akan memancing keluar sisi terbaik dari dalam diri seseorang, hal itu lajim disebut sebagai efek resonance.Â
Primal leadership berkaitan dengan kemampuan pemimpin memotivasi munculnya efek resonance dari dalam diri masing-masing orang dipimpinnya.Â
Atau pemimpin yang mampu menggerakkan, membangkitkan semangat, memberi inspirasi dengan melibatkan emosi yang bersifat primal atau yang utama, dan merupakan tugas terpenting yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin.
Primal leadership menjadikan kemampuan memahami emosi positif masyarakat sebagai sebuah tugas utama atau primal, yang berkaitan dengan kemampuan seorang pemimpin dalam hal memproyeksikan dirinya ke dalam diri seseorang atau masyarakat, sehingga mampu memahami dengan benar apa yang sedang dialami dan apa sebenarnya yang diharapkan masyarakat.Â