Sedangkan Bank Sentral Eropa (ECB) diprediksi akan kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin jadi 3 persen, sedangkan Bank Sentral Inggris (BoE) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin me jadi 4 persen.
Perang melawan inflasi di Amerika dan Eropa diperkirakan sebagai penyebab perekonomian global akan tetap melambat sepanjang tahun 2023, tetapi perekonomian dunia diperkirakan tidak akan seburuk perkiraan semula, dan diprediksi perekonomian dunia tidak bakal terjerumus ke dalam kondisi gelap seperti dikuatirkan selama ini.
Sebelumnya diprediksi perekonomian dunia akan diterpa stagflasi, yaitu perekonomian akan stagnan, serta mengalami inflasi secara bersamaan dalam jangka waktu panjang.
Karena Amerika dan Eropa berpacu dengan waktu mengatasi inflasi dengan cara menaikkan suku bunga acuan bank sentral negara masing-masing, IMF memperkirakan Amerika Serikat akan mengalami pertumbuhan ekonomi 2023 melambat, hanya mencapai 1,4 persen dan semakin melemah dibandingkan tahun sebelumnya.Â
Sedangkan pertumbuhan ekonomi Eropah tahun 2023 diperkirakan hanya mencapai 0,7 persen.
Berdasarkan proyeksi tersebut, perekonomian dua wilayah ini, Amerika dan Eropa diperkirakan akan masih melemah sepanjang tahun 2023.
Tetapi kebangkitan ekonomi China dan India memberi secercah harapan terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Berdasarkan proyeksi IMF akhir Bulan Januari 2023, memperkirakan perekonomian dunia akan mengalami pertumbuhan sebesar 2,9 persen.
Artinya ada harapan perekonomian global 2023 tidak segelap perkiraan sebelumnya.
Dan telah terjadi pergeseran geoekonomi, dari sebelum Amerika sebagai bandul ekonomi dunia kini berpindah ke China sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi global.
Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki kedekatan secara geografis dan ekonomi dengan China akan memperoleh keuntungan, serta akan sangat  berarti meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian Indonesia.