Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menelisik Alasan PDI Perjuangan Mendukung Sistem Pemilu Proporsional Tertutup

8 Januari 2023   11:04 Diperbarui: 8 Januari 2023   11:14 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: cdn.langit7.id

Kontroversi atau perdebatan menerima atau menolak sitem pemilu proporsional tertutup wajar terjadi dalam iklim demokrasi. Namun sikap menerima dan menolak semestinya dibarengi dengan alasan tepat, logis dan bermanfaat sebagai literasi politik.

Dukungan PDI Perjuangan terhadap kemungkinan diberlakukan kembali sistem pemilu proporsional tertutup memiliki alasan bahwa pelaksanaan pemilu sistem proporsional terbuka selama ini sangat liberal dan melahirkan sikap individualis, terjadi kompetisi tidak sehat antar kader internal partai, dan terdegradasinya arti dan fungsi partai politik karena tidak berlangsung proses intitusionalisasi atau pelembagaan partai politik.

PDI Perjuangan selama mengikuti pemilihan umum legislatif di era reformasi tiga kali memenangkan pemilu sebagai peringkat pertama. Prestasi ini sebagai sebuah indikator bahwa PDI Perjuangan memiliki basis massa loyal, dan mempunyai azas perjuangan atau idiologi yang jelas sebagai modal utama mematangkan institusionalisasi partai politik.

Maka sesuai dengan hasil Kongres Bali 2019 diputuskan PDI Perjuangan harus memenangkan Pemilu 2024, yaitu target mencapai "Hattrick" atau menang pemilu tiga kali berturut-turut. Target hattrick ini bukan sebagai sikap untuk gagah-gagahan, atau bukan sebagai bentuk ambisi haus kekuasaan, tetapi merupakan sebuah ujian dan penentuan tingkat loyalitas akar rumput, kader dan pengurus terhadap PDI Perjuangan.

Kemampuan mencapai kemenangan tiga kali berturut-turut bagi PDI Perjuangan jadi salah satu cara menguji dan menentukan sejauh mana PDI Perjuangan sudah berhasil melakukan pelembagaan partai politik sebagai salah satu syarat menjamin kelangsungan PDI Perjuangan untuk tetap eksis, dan benar-benar jadi partai yang dikehendaki masyarakat atau akar rumput dalam jangka panjang.

Sebagai partai idiologis dan partai kader, PDI Perjuangan selama ini telah melakukan berbagai program pendidikan kader dan internalisasi idiologi perjuangan sebagai proses institusionalisasi atau pelembagaan partai menuju sebuah partai modern yang mampu beradaptasi sesuai perkembangan zaman.

Sebuah partai politik yang memiliki basis massa jelas dan loyal serta memiliki azas perjuangan atau idiologi sebagai differensiasi dengan partai politik lain seharusnya melakukan pelembagaan partai. 

Ramlan Surbakti menyatakan pelembagaan partai politik sebagai suatu proses pemantapan partai politik, baik dalam wujud perilaku yang memola maupun dalam sikap atau budaya. Perilaku yang memola, sikap dan budaya pelembagaan partai politik beroperasi dalam empat dimensi yakni,

(1) Dimensi derajat kesisteman (systemness), 

(2) Derajat identitas nilai (value infusion), 

(3) Dimensi otonomi suatu partai dalam pembuatan keputusan (decisional autonomy), 

(4) Derajat pengetahuan atau citra publik (reification) terhadap suatu partai politik.

Pelembagaan partai politik sangat penting sebagai indikator peningkatan kualitas demokrasi  karena dalam suatu sistem partai yang melembaga, partai merupakan aktor kunci dalam menentukan akses kekuasaan, dan memampukan partai politik berfungsi untuk mengartikulasikan dan mengagregasikan kepentingan, baik kepentingan internal partai, pengurus dan anggota, maupun kepentingan eksternal partai, yaitu konstituen atau masyarakat untuk diproses dalam sistem politik dan memproduksi kebijakan publik.

Dengan sistem pemilu proporsional terbuka dimana konstituen akan memilih tanda gambar partai politik, bukan memilih pigur calon legislatif merupakan salah satu cara meningkatkan peran dan fungsi partai politik dan merupakan sebuah ujian sejauh mana partai politik sudah melembaga, serta menjadi ukuran bagi partai politik telah berhasil jadi partai yang memiliki ikatan kuat dengan masyarakat baik secara institusional maupun secara emosional.

Maka wajar PDI Perjuangan mendukung diberlakukannya kembali sistem pemilu proporsional tertutup karena selama ini PDI Perjuangan telah berproses sebagai sebuah partai yang melembaga yang dibuktikan dengan satu-satunya partai yang pernah memenangkan pemilu 3 kali selama era reformasi.

Keberhasilan memenangkan Pemilu 2024 yang disebut sebagai hattrick atau memenangkan pemilu tiga kali berturut-turut akan dijadikan sebagai sebuah pertanda membuktikan PDI Perjuangan merupakan partai sudah mapan, modern dan melembaga.

Secara theroritis memang partai politik yang mampu bertahan memenangkan pemilu yang jujur dan adil sebanyak tiga kali merupakan ujian ruang dan waktu membuktikan partai politik tersebut sudah memiliki derajat identitas nilai (value infusion),  dan derajat pengetahuan atau citra publik (reification) terhadap suatu partai politik yang sudah baik.

Lewat pemilihan umum proporsional tertutup sudah barang tentu akan meningkatkan peran dan fungsi partai politik dalam arti positif dan profesional, berbanding terbalik dengan pengalaman selama ini yang melahirkan para anggota legislatif tidak memiliki loyalitas dan kedekatan emosional dengan partai politik.

Sistem proporsional terbuka yang liberal dan individualis menjadikan kontestasi pemilu hanya dimenangkan oleh orang yang mengandalkan kekuatan uang lewat praktek money politics, bukan berdasarkan keunggulan komperatif platform partai politik. 

Oleh karena itu untuk meningkatkan terjadinya proses intitusionalisasi atau pelembagaan partai politik maka sistem pemilihan umum proporsional tertutup layak jadi pilihan alternatif untuk saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun