Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Ibu Tidak Sama Dengan Mother's Day

22 Desember 2022   00:28 Diperbarui: 22 Desember 2022   07:06 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Zaman sekarang adalah zaman kemajuan. Oleh karena itu, zaman ini sudah waktunya mengangkat derajat kaum perempuan agar kita tidak terpaksa duduk di dapur saja. Kecuali harus menjadi nomor satu di dapur, kita juga harus turut memikirkan pandangan kaum laki-laki sebab sudah menjadi keyakinan kita bahwa laki-laki dan perempuan mesti berjalan bersama-sama dalam kehidupan umum".  

"Perempuan tetap perempuan, tetapi derajatnya harus sama dengan laki-laki, jangan sampai direndahkan seperti zaman dahulu."

 

Menelisik sejarah itu, sesunguhnya lahirnya peringatan Hari Ibu di Indonesia berkaitan dengan sejarah perjuangan perempuan Indonesia untuk meningkatkan peran dan keberadaan perempuan dalam kehidupan masyarakat maupun untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.

Munculnya gerakan untuk meningkatkan peranan perempuan ini erat kaitannya dengan posisi perempuan yang sering termarginalkan saat zaman kolonial. Saat itu hanya anak laki-laki jadi prioritas memperoleh pendidikan. Perempuan dianggap hanyaberhubungan dengan urusan kasur dan dapur. 

Kesadaran untuk meningkatkan peran perempuan ini menjadi fokus utama kongres pertama, dengan materi bahasan yang berkaitan dengan agenda,

  • Mengenai persatuan perempuan Nusantara 
  • Peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan
  • Peranan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa 
  • Perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita  
  • Pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lain sebagainya

Penetapan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember sendiri baru diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Kemudian Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959. 

Sejak saat itu Hari Ibu diperingati di Indonesia, bukan sekedar peringatan pertanda betapa besarnya peranan seorang ibu untuk mengandung, melahirkan dan membesarkan anak. Tetapi peringatan Hari Ibu berkaitan dengan sejarah perjuangan perempuan Indonesia untuk memperoleh kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam bidang pendidikan dan perjuangan kemerdekaan.

Oleh karena itu peringatan Hari Ibu oleh masyarakat Indonesia tidak bisa dilepaskan sebagai hari peringatan perjuangan perempuan Indonesia untuk turut berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Peringatan Hari Ibu bagi masyarakat Indonesia bukan hanya sekedar ekspresi rasa bahagia terhadap Ibu, dan bukan hanya sebagai bentuk penghargaan kepada ibu dari seorang anak, tetapi Hari Ibu adalah hari memperingati kebangkitan perjuangan seluruh perempuan Indonesia.

Hari Ibu hari spesial untuk semua perempuan, khususnya perempuan Indonesia yang telah memiliki kesempatan yang setara berkiprah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Memperingati Hari Ibu berarti kita memperingati keberhasilan perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun