Tetapi menjadi masalah krusial dan perlu dieliminir adalah kepentingan sempit atau kepentingan pribadi segelintir orang elit politik yang sekedar melampiaskan "Syahwat" pribadi seperti kepentingan bisnis belaka.
Fenomena ini terlihat secara kasat mata tengah menghampiri atmosfir pemilihan presiden 2024. Salah satu kelompok ini adalah pelaku bisnis migas yang identik dengan pemburu rente (rent seeker), dan sering juga disebut sebagai "Mafia Migas".
Petral sudah dibubarkan Presiden Jokowi, tetapi nafsu dan zona nyaman para pemburu rente masih ada. Mereka terusik karena pembubaran Petral (Pertamina Energy Trading Limited) yang selama ini merupakan lumbung uang masuk murah meriah memberi keuntungan besar bagi segelintir pengusaha pragmatis yang berlindung dibawah ketiak penguasa.
Mereka sadar bahwa kekuasaan memiliki peranan penting mengeluarkan kebijakan mengamankan kepentingan bisnis, oleh karena itu kekuasaan harus direbut lewat pemilihan presiden.
Mafia Migas siap jadi "Bohir". Â Bohir adalah pemilik modal atau pemilik proyek. Istilah ini berasal dari bahasa Belanda yakni Bouwheer.Â
Dengan kepemilikan modal yang sangat besar dari hasil bisnis yang dilindungi pemerintah sebelumnya, para bohir ini akan mendukung pigur calon presiden yang dianggap akan memberikan keuntungan bagi mereka dengan prinsif "Simbiosis mutualisme".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H