Dulu di sekolah lajim guru memukul siswa yang melakukan kesalahan. Selain memukul, ada juga sekedar mencubit murid sebagai hukuman atas kesalahan yang dilakukan.Â
Sekarang hal itu jarang dilakukan karena kuatir dianggap melanggar hak asasi manusia, dan guru takut di laporkan orang tua siswa ke polisi. Â
Sebenarnya, memukul atau mencubit murid dilakukan guru bukan bertujuan menyiksa siswa, dan tidak ada tersirat niat melampiaskan rasa kekejaman apalagi unsur kebencian. Tindakan itu dilakukan untuk menimbulkan efek jera dan pertobatan bagi siswa agar tidak melakukan kesalahan yang sama, sehingga timbul perubahan sikap yang lebih baik.Â
Kena pukul atau cubit menimbulkan rasa sakit, dan setiap orang tidak ingin memperoleh perlakuan menyakitkan, oleh karena itu akan selalu berusaha menghindar dari segala kemungkinan hal yang menimbulkan rasa sakit itu, misalnya menghindar dari kemungkinan mendapat hukuman di pukul kembali oleh guru.
Untuk menghindar dari hukuman yang menimbulkan rasa sakit, sudah barang tentu dilakukan melalui cara memperbaiki diri lewat perubahan tindakan dari sebelumnya kurang baik jadi lebih sempurna. Munculnya keinginan melakukan perubahan tindakan itu karena ada pengalaman traumatis (traumatic experience)Â menyakitkan sebagai stimulus yang menggerakkan.
Traumatic experience adalah konfigurasi dinamis antara otak, tubuh, dan lingkungan yang sering juga  disebut sebagai pengalaman cedera luar biasa pada tubuh, dan perasaan secara emosional sehubungan dengan fenomena yang merugikan.
Ada juga mendefenisikan traumatic experience sebagai fenomena yang menyebabkan cedera secara fisik dan psikologis yang merupakan efek dari gabungan respon otak, tubuh, dan lingkungan karena memperoleh perilaku disakiti atau dihukum secara tidak wajar.
Pengalaman traumatis juga bisa terjadi karena  intimidasi yang dilakukan oleh orang lain, atau perilaku menyakiti yang menyebabkan seseorang mengalami ketakutan dan kekhawatiran.
METANOIA
Metanoia berasal dari bahasa Yunani yang berarti perubahan pikiran, sering juga ditafsirkan sebagai tindakan pertobatan.
Salah satu stimulus terjadinya metanoia adalah pengalaman traumatis yang tidak ingin dialami kembali. Tetapi metanoia lajimnya terjadi melalui perubahan atau pergeseran kerangka berpikir seseorang, yang kemudian akan mempengaruhi sikap dan tindakannya.
Jika ada pandangan yang mengatakan hukuman pisik seperti memukul atau mencubit bukan merupakan satu-satunya langkah terbaik untuk merubahan perilaku atau tindakan seseorang, hal itu logis dan masuk akal, sehingga ada baiknya jika kebiasaan memukul siswa sebagai hukuman dihindari, bahkan ditiadakan.
Perubahan perilaku atau tindakan terjadi karena adanya perubahan cara berpikir seseorang, baik karena ada dorongan dari luar diri seseorang, maupun perubahan cara berpikir yang terjadi karena muncul keinginan dan kesadaran dari dalam diri seseorang. Singkatnya, ada adagium yang berkata "Jika ingin merubah tindakan seseorang, rubah lah terlebih dahulu cara berpikirnya."
Dalam pelatihan sumber daya manusia sering juga disampaikan ungkapan seperti ini,
 "hati-hatilah dengan pikiranmu karena hal itu akan mempengaruhi sikap dan ucapanmu, rubahlah sikapmu karena itu akan mempengaruhi tindakanmu karena hal itu akan mempengaruhi nasibmu, dan ubahlah cara berpikirmu agar berubah nasibmu".
Artinya jika ingin melakukan perbaikan perilaku atau tindakan hal pertama yang harus dilakukan adalah merubah cara berpikir "mindset change" seseorang karena perubahan cara berpikir akan merubah sikap dan tindakan seseorang.
Mindset adalah sekumpulan kepercayaan atau pemikiran yang dimiliki seseorang, yang menentukan cara seseorang memahami diri dan dunia, serta mempengaruhi pola tindakannya. Karena merupakan suatu kepercayaan, maka sangat diyakini kebenarannya oleh seseorang, dan sering dipertahankan karena merasa sudah nyaman dengan keyakinan itu (Comfort Zone).
Untuk melakukan mindset change memang bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena hal itu akan mengganggu comfort zone seseorang, dan sangat mengganggu rasa nyaman seseorang.
MINDSET GROWTH
Untuk meraih kehidupan lebih baik dan untuk mencapai prestasi gemilang, seseorang harus mampu melakukan perubahan cara berpikir dan tindakan sesuai dengan tuntutan ruang dan waktu. Manusia dituntut memiliki pola pikir yang berkembang.
 Pola pikir yang hanya diam di tempat atau berpikir sempit, penyebab utama menyebabkan seseorang mengalami kegagalan dalam hidup dan tidak mampu meraih prestasi. Â
Oleh karena itu setiap orang yang ingin maju dan meraih prestasi harus memiliki pola pikir berkembang (growth mindset).
Growth mindset adalah pola pikir atau keyakinan bahwa kemampuan dasar yang dimiliki seseorang itu dinamis dan  dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui kemauan untuk menerima unsur-unsur baru memperkaya kerangka berpikir seseorang berupa asupan baru.
Pergeseran atau perkembangan pola pikir akan mempermudah seseorang mengembangkan keterampilan baru dan menaklukkan tantangan baru untuk mencapai hidup berprestasi dan sukses.
Ada beberapa langkah yang lajim dilakukan untuk Mindset Growth,
- Bersedia menerima ketidaksempurnaan, karena setiap orang memiliki kelemahan, kekurangan, dan keanehan yang membuat mereka jadi tak sempurna, jadi dibutuhkan kemauan untuk mengakui ketidaksempurnaan, diperlukan jiwa besar untuk menerima ketidaksempurnaan yang ada sebagai keunikan.
- Bersedia menerima tantangan dengan berani, yaitu kemampuan berpikir menjadikan tantangan yang ada menjadi peluang, dan mampu menepis kekuatiran menjadi energi positif.
- Gantilah pikiran negatif menjadi berpikir positif, agar tidak pesimis dalam bertindak dan butuh kemampuan merubah kebencian jadi cinta.
- Jadilah orang yang paling bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan tidak meminta persetujuan orang lain dalam memutuskan kerangka berpikir. Kembangkan rasa percaya diri dan keyakinan bahwa diri sendiri lah yang bertanggung jawab terhadap kemajuan diri sendiri.
- Perbaiki lah kelemahan diri sendiri dan kembangkan kelebihan diri sendiri
- Terbuka menerima masukan atau kritikan
- Hargai proses, yaitu jangan berpikir pragmatis ingin memperoleh hasil dalam waktu singkat dan denga cara tidak praktis. Tapi menyadari bawah semua harus melalui proses.
Mindset Growth memang harus dilakukan melalui proses mindset change, yaitu melalui pemahaman tentang pengertian, konsep mindset, termasuk mindset positif yang harus dimiliki  dan mindset negatif yang harus ditanggalkan serta  dibuang dari diri seseorang. Serta mampu memahami dampak atau akibat yang timbul dari mindset positif dan mindset negatif.
Pembelajaran mindset growth ini dapat dilakukan lewat presentasi, diskusi, brainstorming, case study & exercise/latihan), Â video, song, ice breaking, games, motivation and inspiration story dengan konsep interactive presentation -- komunikasi dua arah, group discussion, brainstorming, team building, games/ jokes/ice breaker, role play, case study, simulasi dan retret.
Dengan memahami pola mindset change untuk mewujudkan mindset growth sebagai cara efektif dan sesuai tuntutan zaman mengembangkan karakter seseorang, maka  zaman sekarang seorang guru dalam mendidik dan membina perilaku siswa tidak perlu lagi mengandalkan cara-cara lama menghukum siswa dengan cara memukul dan mencubit.
Tetapi dilakukan dengan cara lebih soft dan lebih manusia, yaitu dengan cara pembentukan karakter (Character Building) lewat Mindset Change, yaitu memberikan asupan yang positif untuk membangun cara beripikir positif untuk mencapai hasil yang positif lewat perkembangan pemikiran untuk menjadikan siswa sebagai pejuang pemikir- pemikir pejuang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI