Rencana tidak merubah Nomor Urut Partai peserta pemilu 2022 dilihat dari dua sisi kepentingan berbeda akan  menimbulkan perdebatan sengit dan kontraversi.
Versi pertama yang keberatan tidak diganti nomor urut partai adalah partai politik baru peserta pemilu 2024, dan sebagian partai yang merasa nomor urut partainya tidak seksi atau tidak membawa keberuntungan.
Sedangkan versi kedua adalah pihak yang menerima nomor urut partai tidak diganti adalah partai politik yang sudah merasa nyaman dengan nomor urut partai saat pemilu 2019.
Yang menolak barang tentu memiliki alasan yang memperkuat kepentingannya dengan alasan memperoleh perlakuan tidak adil atau diskriminatif, melanggar azas kesetaran dan merasa dirugikan.
Sedangkan pihak yang mendukung mempertahankan nomor urut partai sesuai dengan nomor yang sudah dimiliki sebelumnya, melihat manfaat yang akan di peroleh oleh pelaksana pemilu, masyarakat dan partai pendukung itu sendiri.
Secara spesifik mempertahankan nomor urut partai sudah pasti memperhitungkan manfaat yang akan diperoleh dari mempertahankan nomor urut partai tersebut.
Dengan memiliki nomor partai yang tetap sama akan membantu kemudahan branding karena nomor partai dianggap sudah familier di masyarakat, bahkan sudah tertancap dalam benak masyarakat sehingga tidak butuh proses memperkenalkan dalam waktu yang lama lagi.
Pemilihan umum langsung yang dilakukan konstituen identik dengan proses mempengaruhi sikap dan  perilaku pemilih untuk memberikan pilihan terhadap partai politik yang sudah dikenal baik nama maupun nomornya.
Dalam hal ini tidak berlaku adagium yang berkata "Apalah arti sebuah nama".
Nama atau brand merupakan hak terpenting bagi partai politik karena salah satu pertanda menjadikan partai itu dapat melekat dalam ingatan dan benak pemilih adalah nomor urut partai politik.
Oleh karena wajar jika ingin dipertahankan, karena membangun brand dan image lewat nomor urut partai.
Semakin melekat nomor urut partai politik di benak masyarakat akan mempengaruhi kedekatan emosional yang membentuk sikap dan perilaku pemilih.
Umumnya partai yang mendukung tidak mengganti nomor urut partai adalah partai yang sebelumnya sudah ikut pemilu dan menduduki rangkin papan atas dan papan tengah karena memperhitungkan faktor keuntungan yang dapat dipetik.
Hal ini lumrah dilakukan karena partai politik itu juga telah lama dan konsisten melakukan sosialiasi partainya di tengah-tengah masyarakat lewat berbagai program walaupun tidak sedang dalam masa kampanye pemilu.
Partai lama yang sudah eksis sebelumnya lajim memperkenalkan partai di tengah masyarakat lewat program-program yang dianggap mampu memikat hati, sehingga mereka selalu menyematkan nomor urut partai sebagai pengenal.
Apa yang dilakukan oleh partai politik itu adalah pertanda bahwa mereka bukan merupakan partai musiman yang hanya hadir dan beraktivitas menjelang pemilihan umum.
Tetapi partai politik yang mengorganisir dan memanage secara profesional, konsisten, dan berupaya selalu hadir di tengah publik untuk menjalin interaksi jangka panjang dan langgeng.
Yang dilakukan itu bukan merupakan pekerjaan ringan dan hemat biaya, tetapi butuh proses kerja-kerja politik energik, menguras dana dan pikiran menyita waktu.
Kerja politik berbentuk sosialisasi nama dan nomor urut partai yang dilakukan selama ini sudah barang tentu diharapkan memberikan feedback yang menguntungkan bagi partai politik yang konsisten membangun citranya.
Oleh karena itu wajar jika mereka ingin mempertahankan nomor urut partai sebagai asset berharga untuk modal yang diandalkan dalam kontestasi berikutnya dengan harapan membuahkan perolehan suara yang signifikan.
Mempertahankan nomor urut partai harus dilihat dari sisi rasional manfaat yang dapat diperoleh oleh pihak pendukung  mempertahankan nomor urut partai karena mereka juga telah melakukan kerja keras untuk menjaga citra atau image partainya.
Dalam pemilihan umum juga berlaku metode marketing yang identik dengan proses branding, membangun nama atau merek sebagai differensiasi dan pengenal yang diharapkan melekat dalam benak setiap orang sebagai hot prospect yang memiliki potensi memberi pilihan.
Brand itu memiliki nilai mahal dan merupakan asset berharga dalam politics marketing oleh karena penting di bangun dan di maintenance agar tetap eksis serta jadi market leader.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H