Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pidato Presiden Jokowi tentang Pilpres Multi Tafsir Perlu Dihadapi dengan Bijaksana

22 November 2022   15:23 Diperbarui: 22 November 2022   15:27 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh karena itu maka banyak mengemuka penafsiran dan pendapat yang mengatakan Pidato Presiden Jokowi bermuara kepada pigur Anies Baswedan yang telah dideklarasikan Partai Nasdem sebagai Calon Presiden usungannya, di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022).

Penafsiran itu diperkuat lagi dengan adanya pidato Presiden Jokowi di acara HUT Partai Golkar ke-58 yang menganalogikan pemilihan presiden dan wakil presiden itu seperti sebuah perusahaan airlines memilih pilot dan co-pilot. Oleh sebab itu, Jokowi meminta dalam memilih calon pemimpin negara ini tidak boleh sembarangan.

"Jangan sembarangan menentukan calon pilot dan co-pilot yang akan dipilih oleh rakyat. Juga jangan sembarangan memilih calon presiden dan wakil presiden."

Dalam kedua pidato yang disampaiakan Presiden Joko Widodo memang tidak ada ucapan yang secara lugas menyebut pigur siapa yang beliau maksudkan, tetapi dari publik dan beberapa pengamat menafsirkan pidato itu mengarah kepada Anies Baswedan yang berniat ikut bertarung dalam pemilihan presiden tahun 2024 yang akan datang.

Banyak juga pihak yang menafsirkan bahwa Presiden Jokowi sudah mulai menunjukkan sikapnya tentang pigur calon presiden yang diharapkan, dan secara tidak langsung memperlihatkan sikapnya yang tidak berkenan dan tidak merestui Anies Baswedan sebagai calon presiden yang akan datang karena memiliki catatan buruk dalam kontestasi pemilihan umum. 

Berdasarkan pengalaman Pilgub DKI Jakarta 2017 memang tidak bisa dihindari Anies Baswedan kini identik dengan politisasi agama. Atmosfir Pilgub DKI Jakarta yang lalu memang merupakan praktek demokrasi terburuk yang pernah terjadi dalam atmosfir pemilihan umum di Indonesia karena sangat riskan menimbulkan perpecahan dan polarisasi tajam di tengah masyarakat. Bahkan rawan melahirkan kebencian dan perpecahan di tengah masyarakat maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu,  hal yang terpenting yang harus dipetik sebagai intisari kedua Pidato Presiden Joko Widodo adalah bukan mempersoalkan pigur yang mana jadi sasaran tembak Presiden Joko Widodo. Hal terpenting dan yang berguna untuk harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara adalah menangkap pesan inti yang menjadi harapan Presiden Joko Widodo adalah menjaga stabilitas negara dan menghindari politik yang berpotensi menimbulkan kerusahan serta menghindari politisasi suku, agama dan ras yang riskan menimbulkan pertentangan dan perpecahan diantara sesama warga negara Indonesia.

Dalam kedua pidato tersebut jelas Presiden Joko Widodo tidak menyebut nama pigur tertentu, walau ada yang mengaitkannya denga nama seseorang, hal ini harus disikapi dengan bijaksana dan positif thinking, yaitu bermuara kepada harapan terwujudkan pemilihan presiden yang akan datang berjalan dengan damai dan sportif untuk memilih Presiden yang sesuai dengan harapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun