Namun ditengah euforia tersebut, akhir-akhir ini mengemuka beberapa berita yang menodai pemilihan gubernur Jakarta tersebut, misalnya munculnya unsur "SARA" . Â Ini merupakan salah satu contoh pembelajaran yang tidak produktif dan merupakan virus berbahaya yang mengoyak rasa kedamaian kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan dalam putaran kedua pemilihan gubernur Jakarta dikuatirkan bentuk-bentuk gerakan yang dianggap tidak mendidik ini akan tetap berlangsung bahkan boleh jadi akan muncul bentuk-bentuk yang lebih baru lagi.
Salah satu bentuk yang diprediksi bakal  muncul dalam kompetisi putaran kedua pemilihan gubernur Jakarta adalah politik PEMBUNUHAN KARAKTER atau MENGHANCURKAN REPUTASI, yaitu dengan cara memanipulasi fakta dengan cara melebih-lebihkan dengan tujuan merusak citra dan nama baik salah satu calon. Hal ini sangat terbuka kemungkinannya untuk timbul karena persaingan yang akan terjadi akan berlangsung sangat sengit dan merupakan momentum mempertaruhkan harga diri.
Salah satu berita yang baru saja muncul ditengah-tengah dunia maya, khususnya jejaring sosial Twitter adalah berita dugaan  "KORUPSI JOKO WIDODO DALAM KASUS PENGALIHAN  ASSET PEMKOT SOLO HOTEL MALIYAWAN".  Benar atau tidaknya dugaan ini mesti dibuktikan lebih lanjut dan merupakan pekerjaan penting bagi penegak hukum, dan siapa pun tidak akan bisa membenarkan apabila betul ada tindakan melawan hukum dilakukan Joko Widodo dalam dugaan kasus ini.
Namun yang menjadi pertanyaan menarik adalah apakah kemunculan berita ini benar-benar murni sebagai upaya penegakan hukum ? Jangan-jangan ini merupakan salah satu bentuk gerakan terselubung untuk menghancurkan reputasi Joko Widodo yang tengah naik daun dan sedang harum-harumnya  ditengah atmosfir kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini.
Ketika wartawan menanyakan hal ini kepada juru bicara KPK Â Johan Budi, jawaban yang diberi Johan menjanjikan bahwa KPK pada hari Senin yang akan datang (27 Agustus 2012) akan menyelusurinya terlebih dahulu ke bagian DUMAS (Pengaduan Masyarakat) KPK. Dugaan ini memang bukan merupakan hasil temuan KPK melainkan berdasarkan hasil pengaduan yang pernah dilakukan oleh salah satu tokoh masyarakat di Solo.
Mencermati berita yang sedang berkembang ini maka wajar muncul pertanyaan yang menggugat motif apa yang terselubung dibalik mengemukanya dugaan kasus yang dianggap berkaitan dengan sepak terjang Jokowi, dan kenapa hal tersebut baru sekarang muncul ditengah-tengah akan berlangsungnya putaran kedua pemilihan gubernur Jakarta ?
Dugaan kasus yang menimpa Joko Widodo ini merupakan peluru baru yang akan menyasar reputasi Joko Widodo yang sudah kadung menanjak tinggi di tengah-tengah konstituen pemilihan gubernur Jakarta dan menjadi buah bibir ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Akankah kasus ini akan menjadi pukulan telak yang menghancurkan reputasi atau performance Joko Widodo menuju putaran kedua pemilihan gubernur Jakarta ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H