Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai suatu profesi yang salah satu tugasnya memberikan layanan publik secara profesional dan berkualitas kepada masyarakat, diharapkan dapat berperan dengan baik sesuai harapan. Seiring dengan kemajuan zaman now dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, telah memungkinkan segala pelayanan publik yang dilakukan oleh ASN akan semakin mudah. Hal ini sering dan selalu didorong oleh Kementerian PANRB agar setiap lembaga pemerintah, termasuk perangkat daerah agar segera menerapkan sistem e_government (e_gov).
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi yang semakin canggih di era digital melalui sistem e_gov ini, maka pelayanan publik bisa diterima oleh warga tanpa harus membuang waktu, tenaga dan biaya untuk datang ke kantor yang bersangkutan, serta menjadi lebih transparan dan dapat meningkatkan mutu pelayanan publik.
Pertanyaannya adalah mengapa hal itu terjadi?
Pertama, masih rendahnya komitmen pimpinan dan pengambil kebijakan dalam hal politik anggaran. Hal ini ditandai dengan belum tersedia atau belum memadainya anggaran untuk pengadaan berbagai peralatan digital serta minimnya biaya operasional. Akibatnya peralatan teknologi digital yang tersedia pada sejumlah perangkat daerah belum lengkap. Pada hal biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan beberapa peralatan digital tersebut tidak sebesar total anggaran perjalanan dinas ASN dalam setahun.
Pada beberapa perangkat daerah, ada yang sudah menyiapkan peralatan teknologi digitalnya namun tidak beroperasi secara optimal. Ambil saja contoh tentang fasilitas Wifi sudah tersedia, namun wifi tersebut tidak beroperasi secara optimal karena terbatasnya anggaran operasional bulanan untuk satu tahun anggaran.
Kedua, sebagian besar ASN "produk lama" masih lamban menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman now. Herannya mereka mau hidup dan ingin survive di zaman now, tetapi dengan menggunakan metode dan gaya old.
Pengalaman penulis dalam melaksanakan peran coaching bagi peserta diklat kepemimpinan dari sejumlah kab/kota di NTT, didapati bahwa masih ada sejumlah peserta diklat yang tergolong gagap teknologi. Ketika ditanya mengapa demikian? jawabannya cukup beragam, yang pada intinya mengindikasikan bahwa mereka belum siap untuk mahir menggunakan teknologi terkini.
Semua ASN mesti segera menyesuaikan diri jika ingin eksis dan prima dalam mengemban peran sebagai pelayan publik masa kini. Saat ini sebagian kecil ASN, ada yang sudah sangat mahir dalam hal teknologi terkini, terutama para ASN dari kalangan generasi milenial. Namun mereka belum berdaya karena keterbatasan fasilitas teknologi digital yang tersedia.
Ketiga, masih rendahnya perhatian pimpinan dalam hal pemanfaatan fasilitas layanan secara digital. Hal ini dapat terlihat dari dua hal yang sudah dijelaskan di atas.
Jika ada perhatian yang serius dari pimpinan, maka akan ada upaya-upaya khusus yang dilakukan dalam hal politik anggaran sehingga tersedia anggaran yang memadai, atau minimal ada penyediaan anggaran bagi upaya penyediaan peralatan teknologi digital secara bertahap dari tahun ke tahun karena anggaran yang terbatas. Sehingga suatu saat nanti dalam beberapa tahun ke depan ketersediaan peralatan teknologi digital dapat memadai sesuai kebutuhan pelayanan pada masing-masing lembaga.