Seiring dengan kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi pada era saat ini, masyarakat sangat dimudahkan dalam menerima berbagai informasi lintas waktu dan tempat. Kemajuan dalam bidang ini tentunya memberikan keleluasaan bagi individu maupun kelompok untuk membangun jaringan sesuai tujuannya masing-masing.Â
Termasuk dalam hal ini adalah perkembangan kaum LGBT yang semakin berani dan terang-terangan menampakkan perilakunya, baik di media sosial maupun dunia nyata.Â
Hal ini terjadi karena mereka merasa bahwa kaum LGBT diseluruh dunia sudah berani bahkan terang-terangan dalam meng-kampanye kan kegiatan mereka.Â
Akhirnya kaum LGBT di Indonesia yang pada awalnya takut dan tidak berani menampakkan diri, kini menjadi berani dan tampil dengan percaya diri, karena merasa adanya dukungan dari aktivis dan pelaku LGBT di seluruh dunia. Â
Perilaku LGBT menurut pandangan semua agama adalah salah dan melanggar aturan agama. Islam telah menegaskan bahwa perilaku tersebut sangatlah terlaknat bahkan dimurkai oleh Allah Swt.Â
Kisah kaum Luth atau kaum Sodom yang terdapat dalam Al-Qur'an menjadi bukti penegasan dalam menyikapi perilaku LGBT. Dalam Al-Qur'an surat Al-'Araf ayat 80 Allah menjelaskan ketika Nabi Luth bertanya kepada kaumnya "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (perbuatan keji) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelum kamu?".Â
Ayat ini menjelaskan bahwa perilaku LGBT yang pertama kali dilakukan di muka bumi adalah oleh kaum Sodom. Kemudian pada Surat Al-Ankabut ayat 33-34 dijelaskan bahwa Allah menurunkan azab kepada mereka dengan gempa bumi yang dahsyat disertai angin dan hujan batu yang menghancurkan kota Sodom beserta seluruh penghuninya.
Dalam pandangan islam, telah sangat jelas bahwa perilaku LGBT adalah menyimpang dan melanggar aturan agama. Namun di setiap kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia, Allah Swt Dzat yang maha pengampun, maha pengasih dan maha penyayang selalu membuka pintu taubat bagi hambaNya.Â
Dan sebagai hamba tentu kita harus berusaha untuk mencegah perilaku ini terjadi khusunya dikalangan generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa. Berikut beberapa solusi untuk mencegah terjadinya perilaku LGBT dalam kehidupan sosial masyarakat diantaranya. :
1. Pendidikan orangtua amatlah penting dalam membentuk karakter seorang anak, ada ungkapan bahwa " " seorang ibu adalah sekolah pertama bagi anak. Dengan menekankan pada pendidikan keluarga yang didasari agama, tentu akan menjadikan pola pikir, cara bersikap dan mental anak sesuai dengan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-harinya.
2. Peran pemerintah dalam mengatur kehidupan warga negara yang harus sesuai dengan tuntunan Pancasila sebagai dasar negara. Ketegasan pemerintah dibutuhkan dalam pencegahan dan penegakkan hukum bagi pelaku LGBT.
3. Membuat komunitas hijrah para kaum LGBT yang sudah bertaubat dengan tujuan meneguhkan hati dalam hijrahnya, juga sebagai media dakwah kepada kaum LGBT yang masih terjebak dalam perilaku tersebut untuk mengajak mereka kembali kepada fitrah yang telah ditentukan oleh Allah Swt.
Perilaku LGBT bukanlah fitrah manusia. Loh tapi kan itu pemberian Tuhan?
Logika yang sering dipakai pelaku dan pendukung LGBT. Prof. Mahfud MD pernah membalik logika ini dengan mengatakan "Jika LGBT pemberian Tuhan, apakah babi, anjing, minuman keras bukan pemberian Tuhan? Ya, semuanya pemberian Tuhan tapi kita harus menjauhi hal-hal tersebut dan bukan malah sebaliknya.
Selagi hal itu tidak merugikan orang lain kenapa harus dilarang?
Justru hal itu banyak merugikan orang lain, apakah pelaku LGBT lupa bahwa ia punya keluarga, sahabat, tetangga dsb. Bayangkan perasaan orang tua ketika anak yang ia didik dengan penuh cinta dan kasih sayang kecil sejak menjadi seorang gay, lesbi, transgender. Sungguh betapa sakitnya perasaan orang tua yang menginginkan anaknya tumbuh dengan masa depan yang cerah namun malah sebaliknya.Â
Begitupun dengan kehidupan sosial masyarakat yang pasti akan terganggu, ada sebuah pepatah bijak mengatakan "dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung".Â
Dimanapun seseorang berada tentu harus menghormati adat, kebiasan dan nilai-nilai di lingkungan masyarakat tersebut. Sedangkan lingkungan sosial masyarakat Indonesia selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, kesopanan, tata krama dsb. dan perilaku LGBT jelas bertentang dengan nilai-nilai tersebut.
Pada akhirnya berbagai macam pembenaran terhadap perilaku LGBT tetap akan kalah dengan banyaknya kemudharatan yang dihasilkan. Selama orang-orang benar berani menyuarakan kebenaran, maka InshaAllah kebenaran akan selalu tegak di tengah terpaan berbagai kebathilan.Â
Terimakasih..
Semoga Bermanfaat..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H