Mohon tunggu...
Datuk Marwan Al Jafari
Datuk Marwan Al Jafari Mohon Tunggu... Lainnya - Ketua PW MABMI Kepulauan Bangka Belitung

Pegiat Budaya Melayu Kepulauan Bangka Belitung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melayu Rahmatan Lil'Alamin

10 Februari 2023   09:34 Diperbarui: 10 Februari 2023   09:36 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dato' Marwan Al Ja'fari, DPMP, Alhaj. Ketua PW Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI )KBB.

KITA sering mendengar istilah Rahmatan lil 'alamin, dan karenanya tidak asing lagi di telinga kita. Istilah itu biasanya selalu diawali dengan  kata Islam,  yaitu Islam Rahmatan lil 'Alamin. Karena itu, mungkin terasa agak sedikit asing, pada saat MABMI  mengangkat tema kajian " Melayu Rahmatan lil  'Alamin,"  dalam  kajian budaya  pada malam bulan purnama 6/2/2023, di Saung Budaya Bukit Betung. Banyak yang bertanya-tanya tentang tema itu. "Apakah tema ini tidak salah, karena yang biasa kami dengar adalah Islam Rahmatan lil 'alamin, bukan Melayu  Rahmatan Lil 'Alamin", tanya salah seorang peserta dalam sesi tanya jawab.

Saya jelaskan, bahwa syarat menjadi orang Melayu itu adalah, berbahasa Melayu, beradat istiadat Melayu dan beragama Islam. Jadi Melayu itu identik dengan Islam.

Karena yang berkumpul di majelis ini adalah orang Melayu, maka kita ingin kemelayuan jama'ah yang hadir, terkoneksi dengan pemahaman konsep rahmatan lil 'alamin, sebagai dasar bermuamalah dengan mahkluk ciptaan Allah di seluruh alam.

Dasar penerapan konsep ini ditetapkan
di dalam Alquran surat Al Anbiya ayat 107,
"Tidaklah aku mengutus Nabi Muhammad ke dunia ini melainkan menjadi rahmatan lil 'alamin ".

Jelas sekali bahwa nabi yang diutus oleh Allah SWT, adalah nabi yang rahmatan lil 'alamin, serta  membawa agama wahyu dari langit yaitu Islam yang ajarannya juga  rahmatan lil 'alamin, kemudian penganutnya yang dinamakan muslim seharusnya juga menjadi muslim yang rahmatan lil 'alamin.

Akan tetapi yang terjadi saat ini, walaupun nabi dan agamanya sudah rahmatan lil 'alamin,  masih banyak muslimnya yang belum rahmatan lil 'alamin. Bahkan ada ulah sekelompok oknum yang selalu memakai  atribut dan simbol-simbol Islam tapi perilakunya malah tidak menampakkan muslim yang rahmatan lil 'alamin. Mereka melakukan tindakan kekerasan yang tidak sesuai dengan ajaran agama, seperti melakukan  bom bunuh diri, teror,  dan lain-lain. Dampaknya, citra Islam terpuruk akibat perbuatan  yang mereka lakukan.

Melihat kejadian tersebut,  kita selaku orang Melayu Islam   tidak boleh langsung percaya begitu saja bahwa pelaku kekerasan  itu adalah orang yang benar-benar Muslim, karena bisa jadi pelakunya adalah orang-orang  suruhan dari pihak yang tidak suka dengan indahnya ajaran agama Islam. Kemudian melalui propaganda mereka  sengaja ingin merusak citra agama Islam. Mereka membayar orang suruhan yang di-setting saat melakukan aksinya menggunakan atribut Islam seperti menggunakan jubah, surban, berjenggot dan memakai syal, padahal sama sekali mereka tidak memahami ajaran Islam yang sesungguhnya. Mereka itu sebetulnya hanya menyamar seperti orang Islam.

Dengan kejadian seperti itu akhirnya, di mata non muslim dan di mata kaum remaja muslim sendiri,  Islam dipandang sebagai agama yang menakutkan, dan horor. Persepsi ini muncul karena kejadiannya sering  berlangsung di negara-negara yang mayoritas muslim.
Hal- hal seperti inilah yang membuat keindahan Islam menjadi tertutup, sebagai akibat prilaku oknum yang mengaku dirinya sebagai orang muslim. Mungkin inilah yang dimaksud hadis Nabi,  " Agama Islam itu tertutup oleh orang islam sendiri."

Oleh karena itu, kita sebagai orang Melayu jangan mudah percaya dan terhasut, dengan info kejadian-kejadian seperti itu. Kita harus membentengi diri  dengan cara menerapkan konsep rahmatan lil 'alamin yang diajarkan oleh  Nabi Muhammad SAW.

Petatah petitih Melayu  pernah mengatakan, "Orang yang meninggalkan syariat Islam, ia meninggalkan Melayu, orang yang menjalankan syariat Islam  maka ia telah masuk Melayu".

Menarik sekali untuk memperdalam kajian ini, dengan pertanyaan sebenarnya apakah arti dari rahmatan lil 'alamin itu sesungguhnya?

Rahmatan artinya kasih sayang, kelembutan, keselamatan, kebaikan dan keberuntungan.  Lalu kepada siapa nanti rahmatan ini diberikan, tentunya tidak hanya diberikan kepada umat Muslim saja, tapi kepada seluruh mahkluk  ciptaan Allah SWT, baik itu manusia, binatang, tumbuh- tumbuhan, malaikat, jin, planet, dan lain-lain yang ada di seluruh alam raya ini. Inilah yang dimaksud dengan rahmatan lil 'alamin.

Konsep ini membuktikan bahwa agama Islam itu mengajarkan  kelembutan dan selalu menebarkan kasih sayang.

Jika konsep kehidupan seperti ini diterapkan oleh orang Melayu maka sesungguhnya Melayu telah melaksanakan tugasnya, dalam rangka mengembalikan citra agama Islam sebagaimana yang telah dibangun oleh Nabi Muhammad SAW.

Perlu kita pahami bahwa untuk mengembalikan citra Islam ini,  jangan hanya dibebankan kepada para kiai dan ustadz saja. Tapi tugas ini menjadi kewajiban setiap muslim, karena berdakwah menyampaikan ajaran Islam itu  adalah fardhu 'ain, sesuai dengan kemampuan ilmu masing- masing, sebagaimana hadis nabi menerangkan, "Sampaikan olehmu walaupun hanya satu ayat".

Akan tetapi cara  dan tehnik menyampaikannya ini yang perlu diperhatikan. Tentunya, dengan cara  bersikap yang baik ( hikmah) dan dengan perkataan yang lemah lembut saat menyampaikannya. Sebab, menjadi seorang juru dakwah agama ini bagaikan marketing atau sales yang sedang menjual produk perusahaannya kepada konsumen. Sales selalu berusaha agar produk yang ditawarkan bisa dibeli oleh konsumennya melalui cara dan sikap yang santun dan baik. Kita bisa prediksi,  kalau mereka berjualan dengan ketus dan kasar, sudah bisa dipastikan pembelinya malah akan menjauh.

Beginilah cara Rasulullah dahulu berdakwah, hingga berhasil membuat orang suku kafir Quraisy berbondong- bondong masuk Islam,  yaitu dengan memperkenalkan Islam dengan ahklak yang agung, lemah lembut  dan penuh kasih sayang. Begitulah dahsyatnya konsep dakwah rahmatan lil 'alamin.

Ada  contoh yang ditunjukkan oleh Rasulullah. Pada suatu hari Rasulullah pernah berdakwah ke Thaif. Saat berdakwah di sana beliau bukannya  disambut dengan ramah tapi malah di lempari penduduk Thaif  dengan batu, sampai kaki dan kepala rasulullah bercucuran darah. Malaikat penjaga gunung saat itu tidak tega melihat kondisi Rasulullah seperti itu. Ia kemudian minta izin kepada rasul untuk membalas dengan cara  menimpakan gunung kepada penduduk Thaif yang telah berlaku aniaya terhadap Rasulullah. Akan tetapi  Rasulullah tidak menyetujui, malahan beliau  membalasnya dengan doa dan memaafkan kesalahan penduduk Thaif, serta memohon kepada Allah agar suatu saat penduduk Thaif ini diberikan hidayah untuk memeluk agama Islam. Begitu agungnya akhlak Rasulullah dalam berdakwah, akhirnya sepuluh tahun kemudian penduduk Thaif berbondong-bondong menyusul Rasulullah ke Madinah dan menyatakan diri mereka masuk Islam.
Berdakwah dengan cara rahmatan lil 'alamin ini, Allah jelaskan dalam Alquran surat Ali imron 159,

" Berkat rahmat dari Allah lah engkau  (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.  Jika kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah, sesungguhnya Allah mencintai orang yang bertawakkal"

 Oleh karena itu makna rahmatan lil 'alamin ini harus kita perluas penggunaannya, jangan justru kita persempit dengan menggesernya menjadi rahmatan lil muslimin, rahmatan lil mazhab, rahmatan lil organisasi dan rahmatan lil pilihan politik.
Kita selaku orang Melayu yang muslim harus optimis dengan masa depan Islam yang gemilang. Yakinlah kalau kita konsisten dengan berprilaku rahmatan lil 'alamin,  sebagaimana dahulu Rasulullah telah membuktikan dengan rahmatan lil 'alamin ia mampu membuat suku kafir Qurais yang besar dan berpengaruh serta sangat memusuhi Islam saat itu kemudian bisa masuk Islam dengan berbondong- bondong, bukan tidak mungkin suatu saat nanti suku-suku Yahudi yang tidak sebesar suku Quraisy juga bisa masuk Islam beramai- ramai karena tersentuh melihat sikap Melayu Islam yang menampilkan dirinya dengan rahmatan lil alamin.... insya Allah...

Dato' Marwan Al Ja'fari, DPMP, Alhaj. 

Ketua PW Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI )KBB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun