Sementara sebagai Menteri Keuangan tak ada alokasi gajinya! Masya Allah !!! Apakah pemotongan itu akan selamanya? Menurut DSAI, kalau ekonomi sudah pulih tentu akan dipertimbangkan lagi untuk penggajian penuh.
DSAI menyadari dan sempat menyatakan dalam konpers, bahwa pemotongan itu bukan suatu yang wajar. Karena itu, ia mengucapkan terima kasih kepada para menterinya yang telah bersepakat dan rela berkorban untuk pemotongan itu.
Pernyataan tersebut, menurut saya, mempengaruhi pandangan publik, khususnya lawan politik DSAI. Â Sejak DSAI mengumumkan susunan kabinet, dan memasukkan politisi UMNO ke dalamnya, barisan lawan seolah langung punya peluru untuk disasarkan kepada Sang PM. Â
Namun dengan menunjukkan bahwa menteri-menterinya adalah orang-orang yang rela berkorban, sedikit banyak pandangan negatif publik terhadap terpilihnya beberapa orang yang dianggap tak layak, jadi membias.
DSAI dengan kabinetnya tampak telah menunjukkan citra sebagai satu kesatuan kabinet yang soilid, dan siap berlari untuk menuju pemulihan ekonomi Malaysia.
Bagi saya, hal tersebut tentu saja inspiring !!! Bisa sangat panjang uraiannya mengapa demikian.
Tapi secara umum bisa disebutkan, bahwa DSAI terlihat paham sekali faktor apa yang menjadi persoalan penting Malaysia (dan mungkin juga Melayu) saat ini. Dan yang mendukungnya, bukan hanya puak Melayu saja. Sangat banyak etnis China di Malaysia yang mendukung Koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin DSAI.
Memang, dalam koalisi Pakatan Harapan (PH) itu ada DAP (Democratic Action Party) yang didominasi dan dipimpin etnis China. Bahkan, partai tersebut meraih kursi parlemen terbanyak di dalam koalisi PH, mengalahkan jumlah kursi PKR (Partai Keadilan Rakyat) pimpinan Anwar Ibrahim.
Namun DAP nyatanya tak mempermasalahkan ketika jumlah kursi kabinet mereka justru di bawah PKR, bahkan di bawah UMNO (yang sebelumnya menjadi lawan dari Pakatan Harapan). Sejak awal para pemimpin DAP memang siap berkorban, asal yang memimpin Malaysia adalah Anwar Ibrahim!
Kata orang Bangka', " Nak matei ngelawan a"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H