Mohon tunggu...
Datuk Agung Sidayu
Datuk Agung Sidayu Mohon Tunggu... Administrasi - Chairman of YPI Wira Tata Buana

YPI Wira Tata Buana adalah Spesial Consultative Status di ECOSOC PNN

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Benyamin Netanyahu Saat Ini

9 Juni 2021   17:19 Diperbarui: 9 Juni 2021   17:26 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya sebulan setelah Hamas dan  Benyamin Netanyahu bertempur selama  11 hari, perang di mana lebih dari 4.000 roket dan proyektil lainnya ditembakkan jauh ke dalam Israel --- dan tampaknya hampir dirancang secara transparan untuk menghindari pemungutan suara Knesset agar pemerintahan Bennett-Lapid yang akan dibentuk gagal.

Kini Benyamin Netanyahu yang selama ini menjadi seorang pemimpin yang paling diapresiasi berobah menjadi pemimpin yang membahayakan Israel, dan dicurigai bersiap untuk mengambil risiko gejolak baru dengan kembali berperang dengan Hamas  untuk mencegah kejatuhan politiknya, (baca posting saya tentang ancaman Hamas untuk kembali menyerang Israel, jika dana qatar tidak kunjung sampai seperti yang dijanjikan)

"Jangan membumi hanguskan Israel di belakangmu. Kami ingin mengingat kebaikan, banyak kebaikan, yang Anda lakukan selama pelayanan Anda [sebagai perdana menteri]," pinta Bennett sang calon Perdana Menteri pada hari Minggu lalu.

Tapi Netanyahu tidak mendengarkan. Dia sibuk mengklaim kecurangan pemilu, menjajakan teori konspirasi prpvokatif, menimbulkan perpecahan dan kebencian internal. Dan banyak hal seperti yang dilakukan Trump saat kekalahannya dari Biden.

Israel dan Palestina, akan terus bergejolak dan mempengaruhi perdamaian dunia, kecuali ada solusi yang menguntungkan kedua belah pihak, yakni pengakuan kedaulatan atas Israel dan Palestina, dan dalam hal ini peranan Indonesia dan Saudi Arabia sangat dibutuhkan, bahkan Syaykh Alzaytun menekankan betapa pentingnya peran serta Indonesia dalam hal ini, tanpa menyebut Saudi Arabia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun