Mohon tunggu...
Enjeng  Chireghar D.
Enjeng Chireghar D. Mohon Tunggu... -

Manis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maaf, Terpaksa Merabamu di Pagi yang Remang Ini...

4 April 2014   17:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:05 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam 09.00, aku sudah sampai di rumah, maklum orang belum bangun aku sudah di jalan raya menyongsong matahari, takut macetttt, terpaksa jam di majuin setengah jam. Lapar, Haus, Gerah, Lemas,Capek, menyatu dalam tubuhku, kekompakan penyakit yang tidak mengenakkan.

Buru- buru ke dapur mencari sesuatu paling tidak yang bisa menghilangkan rasa lapar, ataupun haus. Mmmmmmmm,,, muantap,, ada ayam goreng yang semalam Dewi masak, dikirain sudah abis, gumam ku dalam hati.

Aku ke kamar buka jaket kesayanganku, biar tidak terlalu gerah, lihat tempat tidur yang empuk, rencana mau makan pun jadi sirna, rebahan bentar achhh,,, eh,,, malah ketiduran.

Assalamu alaikum,, salamu alaikum,, suara orang ketuk-ketuk pintu, membuatku terbangun. Tetangga sebelah mau bayar arisan.

Lapar,,, Lapar,,, Lapar,,, aku tidak sanggup lagi,, aku bergegas ke dapur ngambil nasi,, ciiuuutttttttttt,,,,,, eh mati lampu,, dapur yang tidak ada jendela, penerang nya cuma lampu,, membuatku terpaksa meraba-raba. MA'AF AYAM TERPAKSA AKU MERABAMU, AKU LAPAR,, TIDAK SANGGUP LAGI MENUNGGU LAMPU HIDUP....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun