[caption caption="Komunitas Pitnik di Candi Abang"][/caption]Berwisata untuk saat ini sudah merupakan kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan; bahkan di negara negara barat, mereka sudah lama menerapkan cara dalam pengelolaan uang yaitu menyisihkan uang secara khusus yang diperuntukkan sebagai biaya wisata yang diagendakan secara rutin.
Wisata sudah merupakan bagian dari keseimbangan hidup, dimana setelah kita melakukan rutinitas kerja yang memakan banyak tenaga dan pikiran perlu mengembalikan kesegaran badan dan pikiran.
Woles adalah sebuah kata atau ungkapan yang sedang trend saat ini yang kalau boleh saya mengartikannya secara bebas adalah dari kata Slow/selow, slow yang berarti santai dan selow berarti mempunyai waktu yang senggang, sehingga bila dikombinasikan adalah berwisata secara santai karena mempunyai waktu yang banyak
Kembali ke masalah wisata, sebagaimana paparan saya tersebut apakah kita juga sudah melakukan wisata dengan rutin agar terjadi keseimbangan dalam kehidupan kita ?
Apabila belum kenapa ?
Karena terkendala dengan faktor biaya ?
Untuk menjawab hal tersebut ada yang perlu kita sepakati dulu apakah wisata itu.
Menurut saya wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau aktifitas yang dapat menyenangkan dan menenangkan hati dan pikiran serta menyegarkan otak.
Nah, dengan tahu apa makna wisata itu kita jadi tidak ragu lagi untuk melakukan kegiatan wisata bahkan dengan melakukannya sesering mungkin, dengan syarat kita tahu cara melakuka hal tersebut, tahu cara melakukan kegiatan perjalanan wisata, tanpa mengeluarkan biaya yang banyak!
Lalu wisata semacam apakah itu ?
Nah, untuk hal tersebut saya ingin memperkenalkan sebuah komunitas yang sering melakukan aktifitas wisata dengan cara murah meriah dan menyenangkan.
Komunitas tersebut adalah komunitas Pitnik
Komunitas pitnik terbentuk memang belum lama yaitu pada tanggal 26 April 2015 atau hampir setahun yang lalu.
Sebagai ketua dari Komunitas Piknik adalah mas Andika Sukmono Aji, dan mas Eko sebagai sekjen, mas Bagus Budi Dewan Kasepuhan.
Selain itu juga ada divisi kewanitaan yang dipegang oleh ibu Nany Pantes, dan dilengkapi pula dengan Tim Kreatif yaitu mas Candra RN serta Humas mas Punto.
Lalu seperti apa bentuk wisata yang dilakukan oleh Komunitas Pitnik ?
Sebelum saya lanjutkan tentang apa aktifitas Komunitas Pitnik terlebih dahulu saya tambahkan bahwa Komunitas Pitnik yang awal keanggotaannya sekitar 30 orang ini juga mempunyai base camp yaitu di nDalem Rejokusuman, kampung Pilahan RT 39 RW 1 Kotagede Yogyakarta.
Perlu diketahui bahwa Pitnik adalah merupakan singkatan dari Ngepit itu Nikmat atau dalam bahasa Indonesianya bersepeda itu nikmat, yang ketika dimaknai secara statis berarti jangan sampai dengan bersepeda anda merasa disiksa dan jauh dari rasa nikmat yg mendalam baik secara fisik maupun 'ruh'
Nah sebagaimana tergambar dari kata Pitnik, bersepeda itu nikmat maka bentuk wisata yang dilakukan oleh komunitas ini tentu saja adalah berwisata dengan cara bersepeda, sehingga seperti yang saya katakan diawal bahwa wisata ini betul betul sangat murah karena kita hanya menggunakan sarana sepeda. Namun meski murah, wisata yang dilakukan Komunitas Pitnik ini begitu menyenangkan dan mempunyai nilai pembelajaran yang tinggi, baik pembelajaran bersosialisasi dengan sesama anggota pitnik maupun peserta yang ingin ikut berpartisipasi maupun pembelajaran saat berada di obyek wisata yang dikunjungi seperti pergi kebeberapa candi yang bisa dijangkau dengan mudah dan dinikmati dengan seksama dengan bersepeda.
Memang, yang lebih ditekankan oleh Komunitas Pitnik saat berwisata dengan sepeda ini adalah tujuan ke tempat-tempat bersejarah berkait kelahiran NKRI atau situs-situs peninggalan nenek moyang nusantara yang mulai dilupakan orang atau pelan-pelan dihapus oleh sejarah. Akan tetapi juga sesekali untuk penyegaran mencari lokasi alam dengan semangat bercanda alam tanpa sedikit pun merusak alam.
Meski berwisata sambil belajar tentang banyak hal sehubungan dengan peninggalan sejarah, namun gaya bersepeda komunitas pitnik merujuk kepada 'aliran' woles, karena bagi komunitas pitnik kayuhan yang woles akan diikuti pula oleh hati yang woles tidak kemrungsungan/tergesa gesa atau sumeleh yang berujung pada kehidupan yang tentram, sebuah puncak kehidupan setelah melepaskan hingar-bingar dunia.
Adapun hal hal apakah yang didapat dalam kegiatan bersepeda komunitas pitnik baik oleh komunitas pitnik sendiri maupun pesepeda lain yang bukan anggota pitnik adalah sangat banyak, salah satunya dari bersepeda bisa dipersaudarakan dengan sesama pesepeda, juga mengenal banyak tempat tempat bersejarah dan juga tempat yang indah di daerah terpencil yang tidak bisa dijankau selain dengan bersepeda.
Sebagai contoh lebih detail tujuan wisata bersepeda itu diantaranya adalah Pesanggrahan ambar ketawang, ekspedisi 5 masjid pathok negara milik kraton, candi candi di seputaran Prambanan, , candi plaosan, candi Sojiwan yang sebagian masih ada yang berserakan maupun yang sudah tertata tapi jarang di kunjungi, hingga bersepeda bersama spesial ziarah di pusara suci Jendral Sudirman yang dilanjutkan 'nganggraito' perjuangan pangeran Diponegoro di bukit selarong.
[caption caption="Pitnik di Candi Sojiwan"]
Rencananya tokoh persepedaan yang akan diundang oleh Komunitas yang menggunakan ikon yang meng adopsi dari tanda lokasi, tapi pada titik poinnya di beri gambar sepeda yang berarti komunitas pitnik tengah berada dilokasi dengan bersepeda adalah mbah kung Endy sebagai yang dituakan karena pengalamannya bersepeda yang sudah banyak menjelajah berbagai penjuru itu ( baca juga Mbah Kung Endy petouring petarung yang rendah hati), juga akan mengundang bapak Herry Zudianto walikota Jogja periode 2001 – 2011 yang sekaligus adalah pencetus Segosegawe (sepeda kanggo sekolah lan Nambutgawe)
[caption caption="Logo Komunitas Pitnik"]
Adapun untuk pendanaan ulang tahun komunitas Pitnik ini tidak ada sponsor sama sekali, mulai dari pendanaan maupun doorprise, seluruhnya murni dari anggota sebagai wujud handarbeni kepada pitnik sebagai bagian dari kehidupan mereka. Itulah yang dimaksudkan sederhan, sehingga semaksimal mungkin dan sekreatif mungkin agar yang sederhana bisa menjadi mewah ...
Rencananya, dalam acara ulang tahun yang pertama ini Komunitas Pitnik Jogja, dalam parade sepeda juga akan ada partisipan yang akan menggunakan Trike Bike nya yang pernah mendapatkan penghargaan dalam kegiatan kustomfest tingkat nasional sebagai best concept, untuk memeriahkan acara tersebut.
[caption caption="Daniest Trike Bike"]
Satu hal penting yang perlu diketahui bahwa Anda tidak perlu khawatir bila terjadi masalah dijalan seperti misalnya Anda tidak bisa bersepeda dengan kecepatan tinggi ataupun kerusakan sepeda, karena ada beberapa sahabat sahabat PITNIK yang selalu menyesuaikan irama pesepeda yang ada di paling belakang untuk menjaga apabila terjadi kerusakan sepeda atau apapun akan bisa diatasi “bersama” dan yang lain kemudian juga ikut menunggu.
Dan, yang menarik pula adalah dengan mereka kita diberi banyak kesempatan untuk menikmati indahnya tujuan wisata bersepeda ini baik dengan cara melihat lihat dengan seksama dalam waktu yang cukup hingga foto bareng bareng berlatar pemandangan indah di tempat tujuan.
Tujuan wisata sepeda mereka tidak “plung lap” alias sampai langsung pulang, melainkan benar benar menikmati perjalanan wisata bersepedanya dari awal hingga sampai tujuan dengan cara yang benar benar #woles ...
So,
Mari kalau Anda ingin berwisata dengan cara #woles,
[caption caption="Plunyon, Kalikuning"]
Salam gowes!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H