Yang ketiga berkumpulah dengan orang soleh
Mengutip kembali sebuah tulisan : “…Anda akan tetap sama hari ini dan lima tahun mendatang sejak saat ini, kecuali untuk dua hal. Orang-orang yang dengannya Anda bergaul dan buku-buku yang Anda baca. Kadang-kadang sebuah percakapan dengan orang yang tepat bisa lebih berharga daripada bertahun-tahun belajar…”
Yang keempat perbanyaklah berpuasa
Bukan harus menjadi Muslim yang fanatik, atau Kristen yang religius bahkan Hindu dan Budha yang kekeh agar kita paham BERPUASA. Saya pun tak pandai berpuasa. Namun yang sedikit (mungkin) setidaknya saya mengerti, _Puasa adalah menahan diri, mengendalikan pikiran dan jiwa juga raga (daging) ini untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak baik. Hal-hal yang menurut akal sehat kita sebagai manusia itu tidak pantas dilakukan (BURUK)_ Bahkan orang yang tak beragama pun akan paham hal ini, karena semua manusia diberkati dengan akhlak yang baik dan mulia tinggal bagaimana saja dia mengolahnya sendiri. Maka perbanyaklah berpuasa melakukan hal-hal yang tidak baik, hal yang menimbulkan kesakitan, hal yang membuat air mata kepedihan mengalir deras. Mari kita saling mengingatkan!
Yang kelima dzikir malam perpanjanglah
Karena saya bukan muslim, dan saya yakin disetiap ajaran agama manapun diajarkan doa-doa yang memberikan kekuatan dan ketenangan bagi umatnya. Doakanlah doa tersebut sepanjang malam saat engkau merasa tidak mampu melewati malam panjang itu dan matamu tak mampu kau pejamkan sedetikpun. Karena saat kau mulai percaya kemudian memiliki keyakinan dan terus mendaraskan doamu niscaya tak ada satupun yang mustahil.
Sebagai katolik, saya akan melantunkan Rosario itu sepanjang malam. Terus membiarkan butir-butirnya berlalu hingga jari dan lengan saya menyerah karena kelelahan.
“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, janganlah bersandar pada pengertianmu saja. Akuilah DIA dalam segala lakumu maka IA akan meluruskan jalanmu” (AMSAL andalan saya)
Salah satunya siapa bisa menjalani. Moga-moga Gusti Allah mencukupi.
Tak ada niatan apapun dibalik tulisan ini, bukankah lagu ini menyimpan makna yang begitu dalam untuk selanjutnya kita telusuri bersama. Saya sungguh dicerahkan dengan lagu ini, bahkan tidak dapat dipungkiri untuk setiap saat saya mulai merasa bahwa kerenggangan antara saya dan Tuhan melebar lagu ini akan mengingatkan saya dengan lugasnya bahwa saya masih memiliki harapan, ORANG yang mana selalu saya andalkan, tempat dimana saya mesti kembali beranjangsana yaitu TUHAN, ALLAH, SANG HYANG WIDHI, DU’A NGGA’E, GUSTI ALLAH, TETEH MANIS, JAHWE, GOD IS GOOD!
#Apapun caramu – Siapapun kamu – Dengan apa kamu berjubah – TUHAN tetap mengenalimu karena kamu telah DIBERKATINYA#