Mohon tunggu...
Murda Sulistya
Murda Sulistya Mohon Tunggu... profesional -

life long learner

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa Perlu Gigi Geraham Bungsu Dicabut?

13 November 2015   11:01 Diperbarui: 4 April 2017   17:41 9320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertanyaan di atas saya dapatkan sejak beberapa minggu ini. Tepatnya seminggu yang lalu gigi geraham bungsu rahang bawah yang sebelah kanan tiba-tiba kambuh sakitnya. Memang ini bukan keluhan sakit pertama yang saya rasakan. Sejak 2 tahunan yang lalu keluhan sakit seperti ini memang hilang timbul. Sayapun cukup minum obat analgetik (pereda sakit) seperti Asam Mefenamat 500mg/Ponstan 500 mg/Mefinal 500 mg. Setelah minum obat pereda sakit keluhan sayapun hilang. Jadi awalnya saya mau niat berobat ke dokter gigi jadi luntur kembali. Selain karena sakitnya yang sudah hilang, sebenarnya saya juga agak takut ke dokter gigi bukan takut dokter giginya tapi peralatannya itu. Kalaupun saya pergi ke dokter gigi itupun kalau sudah dalam keadaan terpaksa dengan kondisi obat pereda sakit tidak mempan menghilangkan nyut-nyutan gigi, keculi untuk pembersihan karang gigi, saya rutin untuk scalling ke dokter gigi. Kalau untuk pembersihan karang gigi saya tidak begitu takut karena merupakan tindakan preventif (pencegahan) supaya gigi tidak berlubang akibat plak yang menempel di gigi. 

Seingat saya, gigi geraham bungsu saya kambuh terakhir sekitar tahun lalu dan minggu lalu keluhan itu muncul lagi tetapi saya tetap tidak mau untuk ke dokter gigi, selain karena alasan di atas saya juga pernah membaca di internet kalau gigi geraham bungsu baiknya dilakukan OD karena akan mengganggu pertumbuhan gigi di sekitranya.

[caption caption="gigi geraham bungsu yang impaksi (klinikjoydental.com)"]

[/caption]

OD (Odontektomi) ialah operasi kecil untuk mengangkat gigi impaksi. Gigi Impaksi adalah kondisi gigi yang terjepit dan atau tidak bisa menempati posisi yang seharusnya dari lengkung gigi. Meskipun kondisi ini mungkin terjadi pada gigi manapun, kondisi ini cenderung berkaitan dengan gigi geraham bungsu (Wisdom teeth). Gigi geraham bungsu sering terjadi impaksi karena merupakan gigi yang terakhir tumbuh pada rahang, baik rahang atas maupun rahang bawah. Gigi tersebut biasanya tumbuh pada usia 18-20 tahun, pada usia ini ketika gigi tersebut tumbuh seseorang di anggap sudah dewasa. Dengan perkembangan jaman dan pola makan yang semakin lunak ukuran rahangnya jadi mengecil sehingga tidak mencukupi untuk menampung ke 32 giginya. Kondisi tersebut menyebabkan gigi geraham bungsu sering tidak tumbuh secara normal. 

Setelahnya gigi geraham bungsu saya sakit kembali, sewaktu bangun tidur saya sempat menyalahkan posisi tidur saya yang miring ke kanan sepanjang malam. Tetapi karena memang sudah saatnya sakit ya sakit saja.he..

Obat analgesikpun saya minum untuk meredakan sakitnya. Namun esoknya kambuh lagi karena sudah tidak tahan maka saya harus segera meluncur ke dokter gigi spesialis bedah mulut untuk memeriksakan gigi geraham saya. Dokter menyarankan untuk melakukan foto rontgen terlebih dahulu untuk memeriksa bentuk dan posisi gigi pada tulang rahang. Lalu dokter memberikan saya resep untuk antibiotik, obat penghilang rasa sakit, dan obat bengkak/radang.

Setelah melakukan foto rontgen, beberapa hari kemudian saya kembali ke dokter. Saya segera memperlihatkan hasil foto rontgen, setelah dilihat ternyata kondisi gigi saya tumbuh bagus ke atas karena tidak tumbuh miring. Berdasarkan penjelasan dokter kasus yang saya alami tersebut dinamakan perikoronotis/abses perikoronal akut, yaitu suatu infeksi akut  pada gusi di sekitar mahkota gigi yang terjadi karena gigi tidak erupsi (tumbuh) sempurna, mukosa yang menutupi sebagian gigi tersebut mengakibatkan terperangkap dan terkumpulnya bakteri dan sisa makanan. Biasanya terjadi pada gigi geraham bawah yang terakhir tumbuh yaitu pada biasanya tumbuh. Karena posisi gigi yang berada di bawah gusi, gigi bungsu akan mendesak gusi untuk tumbuh akibatnya gusi jadi bengkak.

Pada kondisi seperti itu akan ada ruang di antara gigi dan gusi. Biasanya sisa-sisa makanan akan masuk ke celah ruang tersebut dan menyebabkan gusi makin bengkak. Untuk mengatasinya, bisa dilakukan operkulektomi, yakni semacam operasi kecil membuka gusi dengan sayatan (insisi) sehingga permukaan gigi bungsu akan muncul dan mudah keluar. Baiknya sebelum dilakukan operkulektomi kita makan dahulu agar setelah selesai tindakan bisa segera minum obat dan juga setelah tindakan kita disarankan tidak banyak melakukan aktivitas di dalam mulut salah satunya seperti makan. 

Yang saya ingat tindakan pertama ialah gusi di sekitar gigi yang akan dilakukan tindakan dibius terlebih dahulu. Setelah mati rasa maka yang saya rasakan ialah kebal di sekitar mulut kanan saya, kemudian saya lihat dokter memegang gunting dan kemudian terdengar suara robekan akibat digunting, meski hanya terdengar suaranya saja tapi cukup bikin ngilu. Kurang lebih 30 menit tindakan operkulektomi ini selesai dan sayapun bisa bernafas lega.

Setelah selesai melakukan tindakan operkulektomi maka saya disarankan:

  1. untuk menggigit tampon kapas untuk menghentikan perdarahan
  2. makan makanan yang lembut dan lunak dahulu agar tidak banyak aktifitas di dalam mulut yang bisa mengganggu proses penyembuhan
  3. jangan memegang luka, memainkan bekas luka dengan jari atau lidah karena bisa lebih lama sembuhnya
  4. jangan berkumur dengan keras, jangan sering membuang ludah dan menghisap-hisap bekas luka pencabutan karena bisa menyebabkan perdarahan lagi
  5. jangan merokok selama 72 jam setelah pencabutan gigi
  6. jangan minum alkohol selama 48 jam pencabutan gigi

Kebetulan saya tidak mempunyai kebiasaan nomor 5 dan 6. Jadi saya hanya mengikuti saran dokter yang nomor 1 sampai dengan 4. Setelah sampai rumah obat bius sepertinya mulai memudar dan rasa sakit sedikit-demi sedikit muncul. Segera saya minum obat penghilang rasa sakit, antibiotik dan obat radang. Esoknya rasa sakit sudah mulai hilang dan yang pasti gigi saya juga sudah tidak berasa sakit kembali. 

Jadi menjawab pertanyaan apakah gigi geraham perlu dicabut atau tidak, maka berdasarkan pengalaman saya terutama gigi geraham bungsu bawah yang kanan jika tumbuhnya bagus maka tidak perlu dicabut. Tapi, tindakan ini juga tergantung posisi gigi berdasarkan dari hasil foto rontgen tumbuh bagus tapi gusinya bengkak, biasanya hanya akan dilakukan operkolektomi atau membuka gusi dengan sayatan supaya gigi bungsu tumbuh lebih cepat dan gusi tidak meradang. Tapi, jika gigi bungsu mengalami impaksi dan gusi bengkak maka gigi geraham bungsu baiknya dicabut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun