[caption caption="termometer digital bentuk fleksibel (indonesian.alibaba.com)"][/caption]
Termometer biasa dikaitkan dengan demam. Bagi ibu-ibu yang sudah mempunyai anak kecil pasti sudah mengenal termometer. Penggunaaan termometer memang kebanyakan ditujukan untuk bayi dan anak-anak namun termometer juga bisa digunakan untuk orang dewasa. Termometer digunakan untuk mengukur suhu. Suhu di sini bisa untuk suhu tubuh, suhu ruang, juga suhu cairan yang biasa digunakan di laboratorium. Penemu pertama termometer adalah Galileo. Kata termometer sendiri berasal dari ‘Thermo’ yang berarti panas dan ‘meter’ yang berarti mengukur. Jenis dari termometer banyak, diantaranya termometer air raksa, termometer digital, termometer inframerah, termometer alkohol, termometer dinding, termometer laboratorium dan lain sebagainya.
Namun pada kali ini saya hanya membahas termometer untuk pengukuran suhu tubuh manusia. Suhu tubuh manusia normal berkisar pada 37°C. Dua termometer yang sering digunakan untuk mengukur suhu tubuh oleh masyarakat pada umumnya, yaitu:
1. Termometer air raksa
Termometer air raksa ialah termometer yang menggunakan air raksa atau merkuri sebagai pengisinya. Nilai suhunya ditampilkan dengan cara naiknya air raksa dan kita mengetahui nilainya dengan melihat angka yang dicapai oleh air raksa pada pipa kapiler . Jika suhu panas, air raksa akan memuai sehingga kita akan melihat air raksa pada tabung kaca naik dan pada suhu turun, air raksa akan tetap berada pada posisi ketika suhu panas. Hal itu disebabkan adanya konstraksi yang menghambat air raksa untuk kembali ke keadaan semula. OIeh karena itu, untuk mengembalikan air raksa ke posisi dasar, kita harus mengibas-ibaskan termometer ini. Waktu yang diperlukan untuk pengukurannya sekitar 3-5 menit.
- Kelebihannya : Harganya lebih murah dibanding termometer digital
- Kekurangan :
- Hasil pengukurannya lebih lama dibandingkan dengan termometer digital
- Tidak ada alarm penanda jika pengukuran suhu selesai
- Tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang rendah
- Air raksa merupakan zat yang berbahaya, sehingga kalau jatuh dan pecah ditakutkan membahayakan
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/07/08/thermometer-raksa-559ca1a5ff22bd1506b4f878.jpg?v=400&t=o?t=o&v=770)
2. Termometer digital
Pada termometer digital pembacaan nilai suhu ditampilkan langsung dalam bentuk angka yang tertera pada layar kecil termometer. Pada termometer digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian memuai dan pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka yang langsung bisa dibaca. Termometer digital prinsip kerjanya digital dan tidak manual, lebih canggih dibanding termometer air raksa. Selain itu termometer digital juga dilengkapi dengan memori, kita juga bisa membandingkan suhu tubuh sebelum dan setelah minum obat tanpa perlu mencatatnya. Karena kelebihan-kelebihan inilah yang membuat harga termometer digital terbilang mahal dibandingkan termometer air raksa. Waktu yang diperlukan untuk pengukurannya hanya hitungan detik saja, ada yang 1 detik, 10 detik, ada juga yang 60 detik.
- Kelebihannya :
- Hasil pengukurannya sangat cepat hanya dalam hitungan detik saja
- Nyaman digunakan untuk bayi dan anak-anak karena tersedia bentuk yang fleksibel
- Ada alarm jika pengukuran suhu selesai
- Angka pengukurannya tertulis besar sehingga mudah dan jelas dibaca dan ada cahaya pada latar belakangnya sehingga jika dilakukan pengukuran di penerangan yang kurang tidak menjadi masalah
- Kekurangannya : Harganya lebih mahal dibandingkan termometer air raksa
Cara pemakaian termometer, baik termometer air raksa maupun termometer digital:
- Untuk pengukuran di ketiak: Dengan cara menghimpit ujung termometer di ketiak, termometer harus bersentuhan dengan kulit, bukan dengan pakaian. Kemudian silangkan lengan di depan dada supaya termometer tidak terjatuh. Untuk bayi dan anak-anak, kitra dapat memeluknya agar termometer tidak terjatuh. Ujung termometer merupakan sensor dari termometer.
- Untuk pengukuran di bawah lidah: Dengan cara meletakkan ujung termometer di bawah lidah (bukan di atas lidah) atau tepatnya yang terletak di sebelah kiri atau kanan dari akar lidah. Ujung termometer harus kontak dengan jaringan yang ada di mulut. Pertahankan agar ujung termometer pada tempatnya dengan menahannya memakai lidah kita.
Setelah menggunakan termometer, sebaiknya kita membersikan ujung termometer dengan menggunakan air bersih atau bisa menggunakan alkohol agar kebersihan dari termometer terjaga, kemudian simpan termometer pada tempatnya.
Berikut ada beberapa pertimbangan dalam memilih termometer, yaitu:
- Pemakaian termometer kebanyakan ditujukan kepada bayi dan anak-anak. Bayi dan anak-anak merupakan makhluk yang tidak sabaran, jika kita memasukkan termometer ke mulut atau menghimpit diketiaknya maka anak-anak dan bayi akan segera melepasnya karena tidak nyaman. Termometer yang mahal umumnya memberikan fitur kecepatan dan kenyamanan. Dengan termometer digital didapat pengukuran yang cepat dengan pengukuran tercepat 1 detik. Pada termometer digital tersedia termometer yang fleksibel, sehingga lebih nyaman penggunaannya di mulut.
- Pada termometer digital pembacaan pengukuran suhu selesai dengan mengeluarkan suara alarm (dengan bunyi “bip”) jika terjadi demam, ditandai dengan suhu lebih dari 37,5˚ C sedangkan pada termometer air raksa tidak terdapat alarm sehingga lebih merepotkan.
- Dengan termometer digital jika kita melakukan pengukuran suhu anak kita pada malam hari dengan penerangan lampu yang kurang, pembacaan suhunya cukup jelas dibaca karena angka tertulis jelas, besar, mudah dibaca, dan ada cahaya di latar belakang berbeda dengan termometer air raksa yang pembacaannya perlu ketelitian karena latar belakang berupa garis-garis sehingga menyulitkan pembacaan.
Di samping itu tersedia juga berbagai bentuk termometer digital yang lucu yang cocok untuk anak-anak agar lebih tertarik dalam menggunakan termometer.
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2015/07/08/thermometer-lucu-559ca0e3f69273cd05db9c0e.jpg?v=400&t=o?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI