Test of English as a Foreign Language yang disingkat TOEFL merupakan test yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan seseorang dalam berbahasa Inggris. Umumnya, test ini digunakan sebagai salah satu prasyarat bagi seseorang yang ingin melanjutkan studi atau bekerja di suatu negara yang menggunakan Bahasa Inggris dalam komunikas sehari-hari. Selain TOEFL, masih ada beberapa jenis test lain yang hampir sama, yaitu IELTS, TOEIC dan ESOL. TOEFL dikembangkan dan dikeluarkan oleh ETS (Educational Testing Service) yang berpusat di New Jersey, USA untuk semua peserta tes di seluruh dunai. Test ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1963.
Untuk menunjung hasil yang maksimal pada tes TOEFL, tak sedikit yang melakukan kursus terlebih dahulu menjelang tes. Bahkan dari segi masalah biaya juga tidak murah. Banyak pusat pelatihan TOEFL berbayar yang sering kita dengar diluar. Namun bagi yang ingin belajar TOEFL dengan motif apapun namun terkendala waktu dan biaya tentunya, atau capek karena sering ikut tes TOEFL namun skor masih di bawah ambang nilai yang dipersyaratkan, maka tidak perlu putus asa. Ada sekolah TOEFL yang akan menaungi kita-kita yang mengalami kasus seperti di atas.
Sekolah TOEFL merupakan semacam lembaga dan pusat pelatihan TOEFL. Namun uniknya dalam sekolah TOEFL ini ialah metode pembelajarannya melalui sistem online, tanpa tatap muka, semua dilakukan di dunia maya untuk ajang pertemuan. Siswanya juga terdiri dari berbagai daerah di Indonesia, ada yang dari Medan, Wamena, Bali, Jogja, Jakarta, dan masih banyak.
Sang mentor dari sekolah Toefl ini tak lain ialah Budi Waluyo. Tak perlu saya jelaskan panjang lebar siapa beliau. Dari membaca kisah-kisah inspiratif di blog beliau dan blog kompasiana dan di tengah kesibukannya menimba ilmu di negeri orang, sang mentor menyempatkan diri untuk selalu menyapa siswanya hampir setiap hari.
Mungkin saya tidak bergabung dengan sekolah TOEFL kalau saya tidak mengetahui siapa Budi Waluyo. Awal mulanya ialah ketika saya secara tidak sengaja membaca tulisan Budi Waluyo di Kompasiana. Pada waktu itu, beliau telah menulis tentang surat rekomendasi melamar beasiswa. Di Biografi beliau tertulis lengkap Pin BBM, akun twitter, serta akun blognya. Sayapun segera menambahkan kontak BBM beliau, akun twitter dan mengunjungi blognya juga. Awalnya saya hanya berniat untuk sekedar penasaran dan ingin tahu saja. Namun beberapa hari setelah permintaan pertemanan di BBM diterima, Budi Waluyo mengirimkan Broadcast tentang sekolah toefl ini dan diminta mengunjungi situs http://sdsafadg.com/ jika berminat untuk bergabung dan mengisi data dan nantinya akan diseleksi dan ketika tanggal 24 Mei pengumuman siapa saja yang bakal menjadi siswanya, Alhamdulillah saya termasuk salah satu di dalamnya. Berbeda dengan kebanyakan siswa di sekolah TOEFL, yang memang ingin belajar TOEFL karena pemburu beasiswa, saya memang tidak ada rencana dalam waktu dekat ini untuk ikut ujian TOEFL karena beasiswa keluar negeri atau motif lain seperti keterkaitan kerja/kenaikan pangkat. Namun niatan saya untuk mengenal serta belajar mengenai TOEFL karena saya belum pernah mengikuti tes TOEFL sebelumnya. Saya ingin memperluas wawasan dan mengembangkan kemampuan Bahasa Inggris saya meski tidak ada tujuan secara khusus mengikuti sekolah TOEFL.
Menariknya lagi di sekolah TOEFL ini kita bisa langsung dibimbing oleh mentor Budi Waluyo yang sudah jelas latar belakang pendidikannya, hampir setiap hari sang mentor muncul di grup wa dan fb untuk menyapa dan manempung pertanyaan, sarapan link artikel dalam Bahasa Inggris diberikan setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu sehingga menambah pembendaharaan kosakata, temu online pastinya namun bagi yang tidak bisa ikut temu online bisa melihat rangkumannya di blog dengan catatan tugas belajar harus selesai, juga yang tak kalah seru QOTD (Question Of The Day) di grup wa dan fb setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Pada sesi QOTD ini kami para siswa dilatih untuk sering aktif belajar, menganalisa soal, dan menjawab latihan soal. Interaksipun berlangsung seru, meski kami tak saling mengenal namun serasa kami teman sekelas yang setiap hari bertemu.he.
Satu quote yang menarik dari sang mentor “Kita semua berada dalam keterbatasan dalam segi apapun makanya kita berkumpul bersama di Sekolah TOEFL, tapi keterbatasan bukan alasan untuk berhenti belajar!”
Lembaga pelatihan TOEFL mana yang memfasilitasi siswanya dengan totalitas seperti sekolah TOEFL tanpa bayaran sesenpun. Biaya paket internet yang kami keluarkan rasanya masih jauh untuk menyamakan ilmu yang kami peroleh, terimakasih ka Budi Waluyo atas ilmu yang diberikan.