Mohon tunggu...
Dasuki Sikki
Dasuki Sikki Mohon Tunggu... -

Resep panjang umur yang diajarkan oleh agama adalah menjalin hubungan silaturrahim dengan sesama umat manusia, tanpa membedakan suku, agama dan ras. Bergabung di kompasiana untuk menambah ilmu dan pengetahuan, sembari belajar untuk berpendapat dan menghargai pendapat orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berkah Ramadhan

24 Agustus 2010   20:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:44 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gambar dari : Google Walaupun sudah puluhan tahun hidup di tanah Jawa, yang sebagian besar dilewati dibumi parahyangan, tapi setiap kali memasuki bulan Ramadhan bayangan tentang kampung halaman di Sulawesi Selatan selalu saja muncul. Bagaimanapun suasana bulan ramadhan pada suatu daerah pasti berbeda dengan daerah lain. Masing-masing mempunyai kekhasan tersendiri. Selalu teringat bagaimana pertama kali belajar puasa bersama orang tua dan saudara-saudara. Melewati hari-hari puasa dengan berbagai aktivitas bermain khas anak-anak - pada jaman saya pada bulan ramadhan sekolah diliburkan sebulan penuh. Siang hari ngaji di masjid dan diselingi dengan mendengar cerita-cerita dari ustad. Setelah sholat Ashar bermain di laut - kebetulan rumah saya di Parepare dekat dengan laut - sampai menjelang buka puasa. Setelah taraweh dilanjutkan lagi bermain sampai tengah malam. Selain ingatan tentang masa kecil itu , hidangan-hidangan atau makanan makanan khas yang adanya hanya pada bulan ramadhan yang selalu menggoda ingatan. Saya sebenarnya bukan tipe orang yang doyan atau hobby makan - khusus yang satu ini isteri saya suka ngeledek "kalau soal makanan jangan tanya si papa, enak nggaknya makanan tergantung suasana hatinya. Kalau lagi kesal semua makanan dikatakan nggak enak. Tapi kalau lagi senang makanan nggak enakpun dikatakan enak " Begitulah kata isteri saya setiap kali kami ngomongin soal makanan. Tapi kalau bulan ramadhan seperti ini selalu saja ingin merasakan lagi makanan-makanan kampung halaman. Pernah beberapa kali saya mencoba membuat sendiri . Tapi karena dasarnya memang tidak bisa masak, maka jadinya ...gagal maning....gagal maning, walaupun ibu saya di kampung sudah ngasih tahu resep dan petunjuk- petunjuk cara membuatnya.Pernah suatu kali saya ingin sekali merasakan makanan lebaran khas Sulawesi selatan yang dbiasa disebut" BURASA'". Burasa' ini ada kemiripan dengan panganan yang ada di daerah Sunda yang disebut "Buras". Perbedaannya kalau buras - nya sunda melulu terbuat dari beras biasa . Sementara Burasa' - nya Sulawesi Selatan ada dua macam, yakni burasa' beras biasa dan burasa' ketan. Dalam proses memasaknya juga ada perbedaan. Kalau burasa' digodok, sedang buras dikukus. Rasa Burasa' juga lebih gurih karena menggunakan santan pada saat proses pembuatannya. Panganan lebaran ini selalu dipadukan dengan ayam goreng lengkuas, kari ayam atau sop ayam. Kalau saya sendiri lebih suka memadupadankan dengan tape ketan hitam......wuiiiih ....maknyosss. Berawal dari rasa kangen saya waktu itu, saya telefon ibu saya untuk minta resep dan cara memasak burasa. Setelah merasa bisa memahami cara-caraya saya langsung memperaktekannya. Tapi....ya itu tadi, karena dasarnya memang tidak punya bakat memasak maka keinginan untuk merasakan panganan lebaran kampung halaman tidak kesampaian. Yang membuat saya malu sekali saat itu adalah kegagalan saya disaksikan langsung oleh ibu mertua. Dan komentar beliau waktu itu yang membuat kuping saya panas. Tapi karena ini tidak penting untuk anda maka biarlah itu menjadi rahasia saya. Tapi untuk bulan ramadhan kali ini saya rasakan ada peningkatan pada kemampuan saya dalam hal masak memasak. Kondisi yang ada di rumah saya saat ini yang mengharuskan saya untuk bekerja keras untuk bisa memasak. Pasalnya (waduh... kaya reportase beneran aja) pembantu di rumah hanya bekerja sampai jam 5 sore, sementara isteri saya waktunya tersita untuk mengurus bayi kami yang baru berumur satu bulan lebih. Maklum lahirnya prematur jadi memerlukan perhatian khusus. Pada awalnya memang belum sesuai harapan. Anak-anak saya sampai ngomong "masakan papa nggak enak". Disini tidak ada kata menyerah karena keadaan menuntut demikian, saya coba dan coba terus. Dan seperti anda bisa tebak sendiri, cerita ini menjadi happy ending. Saya pada akhirnya mendapat pengakuan dari anak-anak saya........"masakan papa enak euy......" Begitulah, sampai pertengahan ramadhan ini saya sudah memperoleh berkahnya : saya sudah bisa memasak masakan yang enak - paling tidak menurut ukuran anak-anak saya - untuk santap sahur kami. Selamat menunaikan ibadah puasa dan ibadahibadah lainnya, semoga anda sekalian juga memperoleh berkah ramadhan kali ini.

Salam ramadhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun