Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan Paskah 2023: Makin Peduli pada Sesama dan Alam Ciptaan

9 April 2023   08:13 Diperbarui: 9 April 2023   08:16 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kubur kosong (Dokumen Pribadi)

Gereja kembali merayakan Paskah untuk mengenang kebangkitan Yesus Kristus. Bagi umat Katolik, Paskah merupakan puncak imam hidup kristiani. Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus menegaskan bahwa jika Kristus tidak bangkit maka sia-sialah iman para pengikut-Nya. 

Para penginjil menekankan kisah kebangkitan sebagai visualisasi pengalaman batin dan otentisitas peristiwa kebangkitan itu sendri tidak terlalu dipentingkan berdasarkan fakta kejadiannya. Kebangkitan Yesus lebih bersifat metahistoris. Artinya bahwa iman akan kebangkitan harus lebih daripada hanya sekadar sebuah catatan sejarah.  

Walaupun secara pancaindra, kebangkitan Yesus tidak disaksikan oleh manusia, namun iman akan kebangkitan yang awalnya ada dalam diri para murid membuat mereka berani bersaksi bahwa Kristus sungguh-sungguh bangkit. 

Rasul Petrus, mantan nelayan yang buta huruf itu, tampil dengan kesaksian yang mempesona, mewartakan bahwa Yesus masih hidup bersama mereka (bdk Kis 10-41) dan itu nyata di dalam peristiwa-peristiwa penampakan dan makan bersama mereka. Keyakinan bahwa Yesus bangkit dan tetap hidup bersama mereka sedemikian berpengaruh terhadap kehidupan pribadi mereka, sehingga ditantang dengan maut sekalipun mereka tak pernah mundur.

Keyakinan yang sama ini dapat kita temukan pula di dalam Kolose 3:1-4. Bagi Paulus, mengimani Yesus yang bangkit berarti telah mati bersama Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, dan dibangkitkan bersama Kristus berusaha untuk memperoleh hal-hal bernilai abadi, yang disurga. Mengimani Kristus yang bangkit berarti mau mengikuti Yesus mulai dari Betlehem sampai ke Golgota.

Hal inilah yang mendorong Paulus untuk mewartakan Kristus yang hidup, dan bukan Kristus yang mati, ke mana saja ia pergi. Paulus mematikan manusia lamanya untuk mengenakan manusia baru di dalam Kristus.

Rasul Yohanes mengawali pewartaan tentang kebangkitan Kristus dengan melukiskan sebuah kisah tentang "Kubur kosong" yang diberitakan oleh Maria Magdalena (lihat Yoh 20:1-2). Maria Magdalena masih berpikir dalam dunianya sendiri, maka ia belum mampu memahami peristiwa yang dihadapinya. Malah ia mengira Yesus dicuri orang. Maria Magdalena baru percaya bahwa Yesus Bangkit pada saat ia mendengar "Sabda".

Menurut rasul Yohanes, kebangkitan Yesus baru mempunyai arti kalau kita "melihat" dan "percaya". Maksudnya ialah bahwa seluruh hidup Kristus harus menjadi "perhatian" kita. Yesus yang berdoa mencari kehendak Bapa, Kristus yang memperhatikan orang-orang kecil dan menderita, Kristus yang menderita sengsara, wafat dan bangkit dan kita pun harus menyerahkan diri kepadaNya.

Hanya dengan demikian hidup Kristus akan menjadi landasan yang bernilai bagi kehidupan kita, seperti yang dialami oleh "murid yang dicintai Yesus". Penghayatan seperti ini sudah dijalankan oleh para rasul. Mereka sudah menaruh perhatian yang besar kepada Yesus Kristus dengan jiwa dan raga mereka, sehingga mereka memperoleh titik terang untuk memahami nilai kebangkitan.

Berdasarkan "kepercayaan" para rasul itulah maka Paskah merupakan titik terang bagi kita. Namun titik terang itu harus dijadikan "perhatian", bila kita mau mengambil nilai daripadanya. Karena jika tidak, maka Paskah Kristus hanya menjadi suatu kisah biasa yang hanya didengar lalu selesai.

Kepercayaan kepada Kristus yang bangkit harus membawa pembaharuan di dalam kehidupan kita. Kita harus mati bersama Kristus di dalam keserakahan, ketidakadilan, pengabdian cinta, kemalasan, kemerosotan moral, dan sebagainya sehingga bisa bangkit bersama Kristus dalam kebaikan dan cinta.

Tema APP tahun 2023 "Keadilan Eko-Sosial: Peduli Sesama dan Alam Citaan", menjadi ringkasan pesan Paskah tahun ini. Apabila selama ini, kita kurang peduli terhadap sesama, kita kurang bertindak adil terhadap alam ciptaan dengan mengesploitasi dan merusak lingkungan, maka perayaan Paskah mengajak kita untuk bangkit menjadi manusia yang lebih peduli terhadap sesama yang membutuhkan bantuan, dan semakin mencintai lingkungan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun