Ketiga, patung Maria dan Yusuf. Sosok Maria membantu kita merenungkan tentang misteri agung ketika Allah mengetuk pintu hati Maria yang tak bernoda. Ia menanggapi dengan penuh ketaatan. Di dalam diri Maria kita belajar untuk mematuhi setiap Sabda-Nya. Dalam keheningan dan permenungannya, memberikan teladan kontemplatif bagi kita.
Di samping Maria, berdiri pula Yusuf yang melindungi Anak dan ibu-Nya. Santo Yusuf memiliki peran penting dalam keluarga kudus Nazareth. Yusuf adalah penjaga yang tanpa lelah melindungi keluarganya. Karena itu, biasanya Yusuf digambarkan dengan memegang tongkat atau membawa sebuah lampu.
Keempat, patung Bayi Yesus di palungan. Yesus yang tampak sebagai seorang bayi. Seperti senantiasa, Allah sering membingungkan kita. Dia tidak dapat diprediksi, bagi-Nya tidaka ada yang mustahil. Gambaran kelahiran Yesus menunjukkan kehadiran Allah yang datang ke dunia kita. Namun sekaligus mengajak kita untuk merefleksikan bagaimana hidup kita menjadi bagian dari hidup Allah sendiri.
Kelima, patung-patung Tiga Raja. Ketika epifani, diletakan patung-patung Tiga Raja dalam gua Natal. Dengan tuntunan bintang, orang-orang majus datang bertemu dengan Yesus. Mereka datang menyembah-Nya sambil membawa hadiah emas menghormati kekuasaan Yesus, kemenyan melambangkan keilahian-Nya, mur lambang kemanusiaan suci-Nya yang akan mengalami kematian dan penguburan.
Dengan gambaran ini kita dapat merenungkan tanggung jawab setiap pengikut Kristus untuk mewartakan Injil. Semua orang yang menamakan dirinya sebagai pengikut Kristus, dipanggil untuk bersaksi tentang sukacita mengenal Yesus dan kasih-Nya melalui karya-karya belas kasih kita yang nyata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI