Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) merupakan salah satu bentuk penelitian pendidikan yang dapat membantu meningkatkan kompetensi pengawas serta kepala sekolah dalam mengembangkan pendidikan dan organisasi sekolah. PTS adalah tindakan ilmiah yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk memecahkan masalah di sekolah.
PTS merupakan suatu bentuk penyelidikan diri dan reflektif kolektif. Maka penelitian tindakan menekankan partisipasi, kolaboratif dan self-reflektif serta ketegasan dalam menempatkan bentuk aksi sosial yang berorientasi pada perbaikan.
PTS berawal dari permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekolah, kemudian diselesaikan melalui tindakan spesifik dari gagasan peneliti untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Dengan demikian, yang pertama-tama harus ada dalam PTS bukanlah dengan membuat judul penelitian, tetapi diawali dengan menemukan adanya masalah dan tantangan-tantangan untuk melakukan pembaruan atau inovasi dalam satuan pendidikan.
Tujuan Penelitian Tindakan Sekolah
Tujuan utama PTS adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah-sekolah yang berada di bawah binaan pengawas sekolah atau kepala sekolah.
Kegiatan penelitian ini tidak hanya bertujuan untuk memecahkan masalah tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan.
Secara lebih rinci, tujuan penelitian tindakan sekolah antara lain:
- Memperbaiki situasi sekolah saat ini.
- Meningkatkan mutu sekolah, baik itu input, proses maupun output.
- Mengembangkan inovasi sekolah, baik input, proses dan output.
- Meningkatkan kinerja sekolah yang berkaitan dengan mutu, inovasi, keefektifan, efisiensi dan produkivitas sekolah.
- Meningkatkan kemampuan profesionalitas kepala sekolah/ pengawas.
- Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah.
- Membimbing para pendidik atau guru dalam merencanakan, melaksanakan, melaporkan dan menindaklanjuti hasil PTS.
- Mengembangkan ilmu terapan/ praktis (professional knowledge).
- Memperbaiki dan meningkatkan kondisi pendidikan dan manajemen sekolah.
- Meningkatkan layanan profesional dalam konteks manajemen sekolah khususnya layanan kepada peserta didik.
- Memberikan kesempatan kepada pengawas dan kepala sekolah untuk melakukan tindakan pendidikan yang direncanakan di sekolah.
- Memberikan kesempatan kepada pengawas dan kepala sekolah untuk melakukan pengkajian terhadap kegiatan pendidikan serta manajemen sekolah yang dilakukannya.
Manfaat Penelitian Tindakan Sekolah
PTS merupakan sebuah upaya untuk dapat meningkatkan kinerja sistem pendidikan dan mengembangkan manajemen sekolah. Denagn kata lain, PTS merupakan sebuah upaya untuk memperbaiki kondisi dan memecahkan berbagai persoalan pendidikan yang dihadapi di sekolah.
Adapun kegunaan (manfaat) PTS dalam pengembangan sistem pendidikan dan manajemen sekolah dapat dikemukakan secara lebih rinci sebagai berikut:
- Untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pendidikan serta manajemen sekolah melalui rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
- Untuk merumuskan visi dan misi sekolah bersama serta berkolaborasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan sekolah.
- Untuk meningkatkan iklim sekolah yang kondusif, melalui perbaikan berkesinambungan.
- Dapat dijadikan sebagai upaya pengembangan kurikulum pendidikan.
- Untuk mengingkatkan kinerja serta profesionalitas pengawas dan kepala sekolah, melalui upaya penelitian yang dilakukannya.
Bagaimana Proses Pelaksanaan PTS?
Pelaksanaan PTS mirip dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yakni bermula dari suatu permasalahan akademik yang membutuhkan pemecahan segera.
Dari permasalahan tersebut disusun perencanaan. Pada tahap perencanaan, ditetapkan aspek-aspek apa yang akan diobservasi dan dievaluasi. Termasuk di dalamnya alternatif pemecahan masalahnya dan penyiapan berbagai instrument pengumpul data yang diperlukan. Pada tahan itu juga ditetapkan indikator-indikator keberhasilan dari tindakan yang akan dilakukan.
Setelah perencanaan dibuat, tahap selanjutnya adalah melakukan tindakan, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan pada tahap awal. Ketika dilakukan tindakan, serentak pula dilakukan observasi dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah disiapkan pada saat perencanaan.Â
Pengamatan yang dilakukan pun harus berdasarkan apa yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Seorang observer harus mengerti benar tentang apa yang harus dilakukannya ketika melakukan pengamatan, seperti bagaimana cara mengisi pedoman observasi, dan lain-lain.
Setelah dilakukan tindakan yang diobservasi, selanjutnya diadakan refleksi yaitu diskusi antara pelaku tindakan (guru/ kepala sekolah), observer, dan kepala sekolah atau pengawas sekolah. Sebelum refleksi, biasanya dilakukan pula analisis terhadap data kualitatif dan kuantitatif.
Analisis terhadap data kualitatif dapat digunakan prinsip-prinsip analisis data kualitatif, seperti reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan data.
Sedangkan untuk data kuantitatif dapat dilakukan analisis menggunakan teknik analisis deskriptif, seperti tendensi central, menghitung modus, median, atau mean.
Dari hasil analisis data tersebut, dijadikan sebagai acuan untuk melakukan refleksi. Refleksi tersebut dilakukan untuk mengevaluasi, bagian mana yang sudah memenuhi harapan, mana yang belum, dan apakah masih perlu dilakukan tindakan berikutnya.
Jika belum, maka dilakukan lagi berulang-ulang, sampai diperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan apa yang telah diharapakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H