Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengalaman Menerima Kunjungan Mahasiswa UIN dan Siswa MI

29 November 2022   19:29 Diperbarui: 29 November 2022   20:18 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dialog bersama mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya (Dokumen Pribadi)

Pada bulan November ini, Gereja Katolik Gembala Baik Batu-Malang dikunjungi oleh dua kelompok pelajar dan mahasiswa. Kunjungan pertama terjadi pada tanggal 12 November 2022, dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya. Kunjungan kedua terjadi pada tanggal 26 November 2022 dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Abror Karangploso-Malang.

Kunjungan dan dialog mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya bertajuk "Peace Familiarity Camp", bertujuan untuk mengenal tempat ibadah dan panorama singkat tentang Gereja Katolik. Ratusan mahasiswa dari Program Studi Agama-Agama, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat ini dikordinir oleh ketua pelaksana, M. Alif Muttaqin.

Sementara itu, kunjungan siswa-siswa MI di tempat ibadah Katolik ini berjumlah 24 orang dan 6 guru pendamping. Acara yang disebut sebagai kegiatan "Outing Class" ini bertujuan untuk mengajak peserta didik untuk mengenal dan mempelajari tentang keberagaman agama dan tempat ibadah agama di Indonesia. Hal ini sesuai dengan Projek Profil Pelajar Pancasila, dengan pembelajaran Tema 3 Kelas 2.

Sebagai tuan rumah, yang ikut hadir dalam kunjungan tersebut adalah pastor (Jawa: romo), ketua Dewan Pastoral Paroki (DPP) bersama beberapa seksi terkait, perwakilan Remaja Katolik (Remaka), perwakilan Orang Muda Katolik (OMK), perwakilan Pemuda Katolik (PK) dan kelompok Gusdurian Kota Batu.

Karena kedua kunjungan ini bertujuan untuk mengenal tempat ibadah sekaligus ingin mengenal sekilas tentang agama Katolik, maka dibuka pula sesi pertanyaan bagi para siswa dan mahasiswa yang ingin bertanya. Sebagai perwakilan, saya diberi kesempatan untuk menanggapi beberapa pertanyaan yang diajukan, baik itu dari para siswa MI maupun mahasiswa UIN.

Foto bersama siswa-siswi dan guru pendamping di dalam Gereja Katolik Gembala Baik Batu (Dokumen Pribadi)
Foto bersama siswa-siswi dan guru pendamping di dalam Gereja Katolik Gembala Baik Batu (Dokumen Pribadi)

Dalam ulasan kali ini saya ingin mensharingkan rangkuman dari beberapa pertanyaan dan jawaban pada saat kunjungan tersebut. Agar dapat mempersingkatnya, saya tidak membaginya secara terpisah dari kedua kunjungan yang berbeda jenjang pendidikan ini (yang tentunya memiliki bobot pertanyaan yang berbeda pula), tetapi keduanya disatukan dalam beberapa poin sebagai berikut:

Pertama: Apa nama Kitab Suci orang Katolik dan bagaimana garis besar bagian-bagian yang ada di dalamnya?  

Jawaban: Kitab Suci agama Katolik disebut Alkitab. Alkitab terdiri dari dua bagian besar, yaitu Kitab Suci Perjanjian Lama dan Kitab Suci Perjanjian baru. Bagian pertama adalah Kitab Suci Ibrani dari Kejadian sampai dengan nabi Maleakhi. Ini adalah Kitab Suci orang Yahudi, orang Israel sampai sekarang. 

Semua orang Kristen menerima Kitab Suci Ibrani ini. Orang Katolik menamakannya Kitab Suci Perjanjian Lama (Prorokanonika = artinya yang ditetapkan pertama kali pada waktu orang Israel menentukan dari sekian banyak buku itu mana yang masuk Kitab Suci).

Kitab Suci Ibrani ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Yunani bernama LXX (Septuaginta). Ada tambahan tujuh kitab juga pada kitab Daniel dan Ester yang ditulis dalam bahasa Yunani. Bagian yang LXX tambahkan pada Kitab Suci Ibrani itu adalah Deuterokanonika yaitu penetapan kedua. Bagian ini hanya diterima oleh orang Katolik dan Orthodoks sebagai Kitab Suci.

Orang Protestan baru mengeluarkan bagian Deuterokanonika ini pada waktu mulai gerakan Protestantisme. Sebelumnya semua orang Kristen menerima LXX yang dengan Perjanjian Baru diterjemahkan oleh santu Hironimus ke dalam Bahasa Latin: Vulgata. Orang Protestan menamakan Deuterokanonika sebagai Apokrifa yaitu tulisan yang tersembunyi: tulisan yang baik isinya dan bisa dibaca tetapi bukan Kitab Suci. Orang Katolik menerima bagian ini sebagai Kitab Suci.  

Sedangkan Kitab Suci Perjanjian Baru terdiri dari empat Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes), kisah para rasul dan beberapa surat. Injil berceritera tentang kelahiran, hidup dan karya, penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus. Selanjutnya ada Kisah para Rasul yang bercerita tentang lahir, hidup dan karya Gereja yang meluas sampai ke ujung bumi. 

Selain itu ada beberapa surat Paulus yang ditujukan kepada pemimpin jemaat: Timotius dan Titus, juga surat pribadi kepada Filemon. Selain surat Paulus, ada Surat Katolik yaitu surat yang tidak ditujukan kepoda jemaat, pemimpin atau pribadi tertentu melainkan ke pada umum, kata Yunani katholicos. Kitab paling terakhir disebut kitab Wahyu.

Kedua: Apa saja yang membedakan antara Agama Katolik dan Agama Kristen Protestan?

Jawaban: Pertama-tama perlu ditegaskan bahwa, baik Katolik maupun Protestan disebut Kristen artinya pengikut Kristus. Namun ada beberapa hal yang membedakan kedua agama ini. Tentu tidak semua hal bisa diuraikan, tetapi beberapa di antaranya adalah:

1). Pilar Kebenaran. Gereja Katolik berpegang kepada tiga pilar kebenaran, yaitu: Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Sedangkan gereja-gereja Kristen Protestan hanya berpegang kepada Kitab Suci sebagai satu-satunya sumber kebenaran (Sola Scriptura).

2). Pimpinan. Gereja Katolik memiliki hirarki di mana pimpinan tertinggi untuk Gereja Katolik di seluruh dunia adalah Paus, yang tinggal di Vatikan-Roma. Di bawah Paus, ada uskup, imam (pastor) dan diakon. Sedangkan Gereja Protestan memiliki pendeta dan tidak ada pimpinan tertinggi untuk seluruh dunia.

3). Sakramen dan Liturgi. Dalam Gereja Katolik terdapat tujuh sakramen, yaitu: Sakramen Pembaptisan, Sakramen Ekaristi, Sakramen Penguatan, Sakramen Tobat, Sakramen Perminyakan Suci (Pengurapan orang sakit), Sakramen Imamat dan Sakramen Perkawinan. Sedangkan gereja-gereja non-Katolik seperti Lutheran hanya terdapat Sakramen Baptis dan Perjamuan Kudus. Sakramen-sakramen inipun memiliki makna yang berbeda dengan apa yang ajaran Gereja Katolik.

Upacara liturgi (ibadah) Gereja Katolik berlaku sama di seluruh dunia, baik itu susunan upacara, bacaan Kitab Suci yang digunakan, dll. Karena itu jika orang Katolik ingin mengikuti ibadah di Jakarta, Papua, Kalimantan, Brasil, Amerika, dia bisa masuk ke Gereja Katolik manapun karena semuanya sama. Hal ini berbeda dengan Kristen Protestan karena memiliki banyak denominasi di mana setiap denominasi bisa memiliki tata cara ibadah dan ajaran teologi yang berbeda pula.

Foto bersama siswa MI di depan Gereja Gembala Baik Batu (Dokumen Pribadi)
Foto bersama siswa MI di depan Gereja Gembala Baik Batu (Dokumen Pribadi)

Ketiga: Bagaimana kalau ada umat Katolik yang mau pindah ke agama lain, atau sebaliknya dari agama lain mau masuk menjadi umat Katolik?

Jawaban: Pada intinya Gereja Katolik tidak memberikan kebebasan kepada setiap orang memeluk agama sesuai dengan keyakinannya. Maka jika seorang yang sebelumnya sudah beragama Katolik dan ingin pindah ke agama lain, Gereja tidak melarangnya jika hal itu sudah merupakan refleksi dan keputusan bebas dari yang bersangkutan.

Jika ada seorang yang berasal dari luar Katolik dan ingin menjadi umat Katolik maka dia harus melewati masa persiapan sebelum dibabtis dan diterima secara resmi menjadi anggota Gereja Katolik. Masa itu persiapan ini disebut masa katekumenat yang berlangsung selama kurang lebih satu tahun. 

Dalam masa katekumenat ini seorang calon umat Katolik akan mempelajari ajaran iman Katolik dan mendapat bimbingan pastoral hingga dianggap cukup matang untuk menjadi Katolik.

Sesi tanya-jawab di halaman Gua Maria (Dokumen Pribadi)
Sesi tanya-jawab di halaman Gua Maria (Dokumen Pribadi)

Keempat: Beberapa pertanyaan informatif: 

(Selain hari minggu apakah hari lainnya umat Katolik juga melakukan ibadah di Gereja; siapakah yang memimpin ibadah; apa saja hari raya Gereja Katolik dan apakah ada persiapan sebelum hari raya)

Jawaban: Ibadah bersama di Gereja pada hari Minggu disebut dengan istilah perayaan ekaristi atau misa. Selain hari minggu, setiap hari juga diadakan perayaan ekaristi (misa harian). Hanya saja saat misa harian, tidak terlalu banyak umat dihari umat jika dibandingkan dengan hari Minggu.

Yang bertugas untuk memimpin ekaristi adalah imam. Imam ini sama artinya dengan pastor. Di dalam Katolik tidak ada istilah pendeta. Imam atau pastor, dalam bahasa Jawa disebut romo yang berarti bapa. Karena pengaruh bahasa dari para misionaris, maka di beberapa tempat di Indonesia ada yang memanggil imam atau romo atau pastor dengan sebutan pater, yang juga berarti bapa.  

Selain imam (pastor), sebagai pemimpin ekaristi, ada juga petugas liturgi lainnya dari umat, antara lain anggota koor (yang memandu nyanyian dalam ibadah), misdinar (yang membantu imam), lektor (pembaca kitab suci), pemazmur (yang menyanyikan mazmur), petugas doa umat, petugas tata tertib, pembawa persembahan, dll.

Ada dua hari raya besar dalam Gereja Katolik, yaitu Natal untuk mengenang kelahiran Yesus dan Paskah untuk mengenang Kebangkitan Yesus. Sebelum Natal, ada masa persiapan selama empat pekan yang disebut dengan masa adven. Sebelum Paskah juga ada masa persiapan selama 40 hari, yang dikenal dengan masa Prapaskah. Kedua masa persiapan ini menekankan pertobatan.

Khusus untuk masa Prapaskah, ungkapan tobat juga diwujudkan dalam pantang dan puasa. Puasa berarti makan kenyang hanya satu kali dalam sehari. Pantang artinya tidak makan daging atau makanan lain/ kecenderungan yang selama ini disukai (misalnya orang yang sering merokok, memilih untuk pantang merokok, dll). 

Jadi puasa dan pantang memiliki arti mati raga atau pengendalian diri. Puasa dan pantang Katolik selalu bersamaan dengan doa dan derma yang diwujudkan dalam Aksi Puasa Pembangunan (APP).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun