Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru, Ini Harapan Siswa Padamu

25 November 2022   16:31 Diperbarui: 25 November 2022   20:11 1807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang guru sedang mengajar (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)

Sesuai dengan tugasnya, seorang guru berperan sebagai fasilitator dan motivator serta sekaligus inspirator bagi peserta didik. Sebagai fasilitator, guru harus dapat memberikan berbagai kemudahan petunjuk, bantuan, dorongan kepada siswa, dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. 

Guru harus memberikan petunjuk belajar atau mengarahkan bagaimana agar siswa dapat belajar dengan mudah dan sekaligus memberikan dorongan yang dibutuhkan oleh siswa.

Sebagai motivator dalam proses belajar mengajar, guru harus dapat membangkitkan motivasi, niat, dan gairah belajar pada diri peserta didik. Dengan adanya motivasi dari guru, siswa sendiri pun pada akhirnya memiliki motivasi belajar.

Sedangkan sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan teladan yang baik dan menanamkan semangat daya juang untuk terus belajar. Guru hendaknya selalu memberikan semangat dan tidak memandang taraf kemampuan intelektual atau tingkat motivasi belajar siswanya. Guru harus berusaha agar kehadirannya dapat menyenangkan semua siswa.

Tanpa dipungkiri bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain karena tingkat kemampuan intelektual yang berbeda-beda, maupun karena perbedaan persepsi siswa terhadap guru, metode mengajar atau materi pelajaran tertentu.

Pengaruh Persepsi Siswa pada Kompetensi Guru terhadap Motivasi Belajar

Ulasan ini lebih difokuskan pada sebuah pertanyaan mendasar, apakah persepsi siswa terhadap kompetensi guru dapat memengaruhi motivasi belajar siswa? 

Berbagai penelitian terdahulu telah menegaskan adanya perbedaan persepsi yang dimiliki oleh masing-masing siswa, dapat berpengaruh pula pada perbedaan motivasi belajar siswa.  

Motivasi guru dinilai sebagai salah satu syarat penting dalam kegiatan belajar. Siswa yang cukup termotivasi terhadap suatu pelajaran, maka dia akan mempunyai dorongan yang tinggi pula terhadap suatu pelajaran dan akan lebih mudah pula memahami suatu pelajaran.

 Sebaliknya siswa yang tidak termotivasi terhadap suatu pelajaran, maka dorongan belajarnya pun akan cenderung menurun.

Motivasi belajar siswa di kelas, tidak dapat dipisahkan dari peran guru sebagai pengajar. Kemampuan kompetensi yang dimiliki guru dalam menfasilitasi, menginspirasi, dan memotivasi siswa dapat memberikan semangat belajar pada diri siswa.

Agar motivasi belajar siswa dalam kelas dapat terbina, maka guru diharapkan mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang nyaman, menarik, dan menyenangkan. Selain itu guru pun dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola siswa dalam kelasnya.

Guru sebagai pengajar hendaknya memilki kompetensi dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Secara umum, guru hendaknya memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Pertama: Kompetensi Kepribadian

Seorang guru hendaknya memiliki kepribadian yang dewasa sehingga dapat menjadi teladan bagi siswa. Sebagai seorang pendidik, seorang guru harus arif dan bijaksana serta menunjukan teladan hidup yang baik. Di sekolah maupun dalam masyarakat, seorang guru harus dikenal (paling kurang oleh siswanya), sebagai orang yang baik. 

Hal ini sangat berpengaruh pada siswa karena kehadirannya sebagai Guru yang diGugu lan ditiRu. Kepribadian yang baik ini pun harus ditunjukan pula di dalam kelas sehingga motivasi belajar siswa pun meningkat. 

Seorang guru yang tidak membeda-bedakan siswa, memberikan perhatian yang merata pada setiap siswa, sabar membimbing siswa, akan sangat memengaruhi motivasi siswa dalam belajar.

Kedua: Kompetensi Pedagogik

Guru yang kompeten harus bisa memahami peserta didik, baik itu tingkat kemampuan akademik, maupun kebutuhan belajar siswa dan lain-lain. Guru harus dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran yang mudah dipahami oleh peserta didik. Guru harus mampu mengaktualisasikan potensi yang dimiliki oleh siswa. 

Penguasaan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa dan sesuai konteks perkembangan hidup mereka saat ini akan mendorong mereka untuk memiliki motivasi dalam belajar.

Ketiga: Kompetensi Sosial

Guru yang memiliki sikap inklusif, selalu berindak objektif dan tidak berisikap diskriminatif terhadap siswa akan memberikan dampak positif dalam belajar. Sebaliknya siswa yang merasa kurang diperhatikan atau kurang diterima oleh guru karena berbagai latar belakang, akan memiliki motivasi belajar yang rendah.

Keempat: Kompetensi Profesional

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki wawasan luas, yang menguasai mareri pembelajaran dengan baik dan mendalam. Guru harus bisa memiliki kompetensi dasar dalam bidang ilmu yang dikuasai dan secara kreatif mengembangkan materi pembelajaran. 

Guru yang kompeten harus membuka diri terhadap perkembangan teknologi dan memanfaatkannya sebagai sarana yang membantu proses pembelajaran. Faktor ini sangat memengaruhi motivasi belajar siswa.

Guru yang berkompeten tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi dapat mendidik serta membimbing siswa dalam proses pembelajaran. Kompetensi yang dimiliki guru diharapkan membangkitkan semangat siswa untuk lebih berprestasi dalam belajar.

Dari uraian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa secara konseptual ditemukan adanya hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi guru, terhadap motivasi belajar siswa. Persepsi siswa terhadap guru yang kompeten akan menghasilkan motivasi belajar yang tinggi. 

Sebaliknya, guru yang tidak kompeten dalam persepsi siswa akan mengakibatkan rendahnya motivasi belajar. Dengan kata lain, kompetensi guru dapat menjadi stimulus yang menimbukan respon pada diri siswa. Respon positif atau negatif, tergantung dari kompetensi guru yang menjadi stimulus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun