Pemerintah Indonesia maupun beberapa pihak swasta telah berupaya mengembangan pariwisata berbasis pada potensi dan kemampuan masyarakat dalam mengelola kegiatan pariwisata. Salah satu upaya tersebut adalah melalui pengembangan desa wisata. Â
Desa wisata merupakan sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik yang khas dan menarik untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, berbagai kearifan  lokal  seperti adat-istiadat, budaya, dan potensi alam, dikelola dengan baik untuk kepentingan sosial dan ekonomi masyarakat. Keunikan dan keaslian dan ciri khas suasana pedesaan menjadi modal utama daya tarik desa wisata.
Dari banyak desa wisata yang tesebar di seluruh nusantara, Desa Hokor memiliki potensi wisata yang khas dan sangat menarik. Desa Hokor terletak di wilayah selatan Kabupaten Sikka, berjarak 39 Kilo Meter (Km) dari Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka-Flores-Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan petah wilayah pemerintahan, Desa Hokor merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Bola, yang memiliki luas wilayah 11 Km2.
Desa Hokor memiliki potensi wisata yang sangat kaya, baik itu adat-istiadat, budaya dan potensi alam. Secara sekilas, penulis akan menguraikan beberapa potensi wisata yang ada di wilayah Desa Hokor.
1. Tari Bebing
Tari bebing adalah sebuah tarian adat Kabupaten Sikka yang hanya terdapat di Desa Hokor. Tari bebing merupakan sebuah jenis tarian perang yang memperagakan tentang perang masyarakat lokal pada zaman dahulu untuk melawan penjajah Belanda. Tarian tersebut dibagi dalam beberapa babak mulai dari pemilihan prajurut, perang, dan perayaan kemenangan setelah berhasil melawan musuh (penjajah).
Tarian khas yang beasal dari Desa Hokor ini sering mewakili Kabupaten Sikka, maupun Provinsi NTT dalam berbagai kegiatan festival budaya, baik tingkat lokal maupun nasional. Saat ini tarian bebing Desa Hokor diwadahi dalam sebuah sanggar tari yang diberi nama Sanggar Raga Dara.
2. Padang Savana (Urun)
Desa Hokor memiliki sebuah padang savana yang terbentang dari atas gunung (iling Pigang) menuju laut Sawu. Padang savana Desa Hokor yang dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan urun Watumelur ini, memiliki pesona yang khas. Dari atas ketinggian bukit kita akan melihat panorama alam sekitar yang sungguh menakjubkan dengan tanjung-tanjung tajam yang menjorok ke laut.
3. Tebing Raga Natar
Desa Hokor dipagari oleh tebing batu cadas. Tebing yang menjulang megah itu seakan menjadi benteng pertahanan sekaligus simbol kekuatan bagi penduduk Desa Hokor. Tidaklah mengherankan jika Desa Hokor dijuluki sebagai "watu apar" atau kampung bebatuan karena terdapat banyak batu, termasuk memiliki tebing batu. Ke depannya tebing raga natar ini dapat dikembangkan sebagai potensi wisata panjat tebing atau paralayang.
4. Air Panas (Wair Gahu)
Desa Hokor juga memiliki mata air panas. Uniknya mata air panas ini ada di sepanjang pantai. Pantai yang diberi nama Wair Gahu ini terdiri dari hamparan bebatuan. Mata air panas ini muncul dari celah-celah batu tersebut. Suhunya pun berbeda-beda. Ada yang sangat panas dan ada pula yang "suam-suam kuku" karena sudah bercampur dengan air laut.Â
Para pengunjung juga bisa memancing di sepanjang pesisir pantai hanya dengan berdiri di atas bebatuan yang tinggi. Jika ingin menguji nyali, wisatawan pun bisa berenang bersama masyarakat setempat untuk merasakan ganasnya ombak pantai selatan.Â
5. Hutan Lontar (Pohon Tuak)
Desa Hokor terkenal juga dengan penghasil minuman lokal beralkohol. Masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah moke. Minuman ini merupakan hasil penyulingan dari buah pohon lontar atau tuak. Desa Hokor memiliki puluhan hektar tanaman lontar sebagai bahan dasar pembuatan minuman tradisional ini.Â
Potensi ini bisa dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi masyarakat setempat karena moke adalah salah satu minuman adat yang saat ini harganya cukup mahal. Pengunjung dari luar daerah bisa secara langsung melihat proses penyulingan hingga selesai.
Demikianlah sekilas gambaran tentang potensi wisata yang menjadi kekayaan penduduk Desa Hokor. Sayangnya potensi wisata yang sangat kaya ini belum dikelola dengan baik. Pemerintah daerah sudah menetapkan Desa Hokor sebagai salah satu Desa Wisata, namun sampai saat ini pengelolaan untuk pengembangan desa wisata ini belum berjalan maksimal.Â
Faktor utamanya terletak pada pembangunan infrastruktur, human resource dan ekosistem pariwisata seperti yang diuraikan oleh Adira Finance tentang Kriteria Desa Wisata Ramah Berkendara, dalam adira.id/e/fkl2022-blogger. Kegiatan Festival Kreatif Lokal yang diselenggarakan Adira Finance di berbagai tempat merupakan inovasi menarik untuk memperkenalkan potensi wisata yang belum banyak dikenal oleh banyak orang.
Harapannya, semoga surga tersembunyi ini bukan hanya untuk dijamah oleh para wisatawan, tetapi juga dijamah oleh pihak-pihak terkait yang berupaya mengembangkan potensi wisata ini menjadi lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI