Walaupun ketiga hal ini secara sepintas kelihatan sama, namun ada sedikit perbedaan di antara ketiganya. Berikut ini adalah uraian singkat dari ketiga kegiatan tersebut.
DoaÂ
Orang yang berdoa bagaikan seseorang yang sedang berjalan menuju seorang sahabat yang cintanya kepada kita benar-benar kita rasakan.
Orang yang berdoa sedang menanggapi suara cinta dari Sang Sahabat. Ini menjelaskan bahwa doa adalah sebuah seni untuk diusahakan, karena ia  sering meminta waktu untuk ada bersama dengan Sang Sahabat  itu.
Ketika kita berdoa, kita menyampaikan kata-kata "dengan pemahaman". Kita mengucapkan doa-doa kita dengan "penuh perhatian". Kita perlu "sadar dan tahu bahwa kita sedang berbicara, dengan siapa kita bicara,  dan siapakah kita sehingga berani berbicara begitu banyak  dengan Tuhan yang begitu besar".
Tanpa kesadaran yang demikian dan perhatian pada apa yang kita katakan, doa kita  semata-mata "omong-kosong belaka".
Doa itu menuntut kehadiran diri kita sepenuhnya, pada apa  yang kita pikirkan dan katakan, dan pada siapa yang kita bicara. Yang paling penting dalam doa bukanlah berpikir banyak tetapi  mencintai banyak.
Alasan utama untuk berdoa adalah  persatuan yang bersifat afektif dengan Allah. Doa afektif adalah doa dimana kita bersekutu atau ber- communio dengan Allah, sebuah persekutuan atau communio yang  membawa kita kepada persatuan (unio).
Dimensi afektivitas di dalam  doa membuka jalan kepada communio dan unio. Doa untuk kesehatan jiwa bersifat afektif, dan inti dari afektivitas adalah kerinduan, kerinduan akan Allah.
Apakah dirasakan atau tidak pada level emosional, afektivitas yang benar terletak dalam  kerinduan untuk persatuan personal dengan Sang Kekasih yakni Allah. Â
MeditasiÂ
Semua aktivitas doa memenuhi syarat sebagai "doa asketik" atau "meditasi".  Maka bagi Teresia dari Avila, seorang guru doa, "meditasi"  merupakan suatu kategori doa. Ya, sebuah doa usaha,  usaha untuk memikirkan Tuhan dan mencintai-Nya. Meditasi adalah doa asketik. Doa asketik adalah doa yang  menekankan usaha dari pihak kita.
Bagi Teresia, refleksi adalah  pengertian pertama dari meditasi, dan ia memberikan  banyak contoh tentang "refleksi diskursif dengan intelek". Penggunaan imaginasi, pemikiran dan kehendak dalam  doa semuanya adalah aktivitas "meditasi diskursif".Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!